Mar 18, 2023 19:52 Asia/Jakarta
  • Armada AL Cina.
    Armada AL Cina.

Angkatan Laut (AL) Militer Republik Islam Iran (NEDAJA) menyambut kedatangan armada-armda AL Cina dan Rusia di Zona Tiga Laut NEDAJA pada hari Kamis, 16 Maret 2023.

Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, Cina dan Rusia menggelar manuver militer gabungan "Sabuk Keamanan Maritim 2023" yang dimulai pada Kamis (16/3/2023) malam.

Manuver tersebut berlangsung di Samudra Hindia bagian utara dan melibatkan pengamat-pengamat dari Kazakhstan dan Pakistan.  

Menurut IRNA, juru bicara Manuver Gabungan Sabuk Keamanan Maritim 2023 Laksamana Angkatan Laut Mustafa Taj al-Dini mengatakan, dalam latihan ini, selain unit-unit kapal laut dan pesawat Angkatan Laut (AL) Militer Republik Islam Iran dan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), hadir pula unit-unit AL Cina dan Rusia.

Dia menambahkan, manuver ini akan dimulai pada larut malam nanti dengan kehadiran unit-unit kapal laut dan penerbangan AL Iran, Cina dan Rusia di wilayah utara Samudra Hindia.

"Ini adalah latihan bersama keempat yang akan diadakan dengan partisipasi Iran, Cina dan Rusia dan akan berlanjut di masa mendatang. Latihan Gabungan Sabuk Keamanan Maritim 2023 mengusung slogan 'Bersama-sama untuk mewujudkan perdamaian dan keamanan'. Manuver ini akan digelar di area seluas 17 ribu kilometer persegi, dengan membawa pesan perdamaian dan persahabatan," jelasnya.

Mustafa Taj al-Dini menuturkan, manuver gabungan Sabuk Keamanan Maritim 2023 akan diadakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya di Samudera Hindia bagian utara.

"Tujuan tujuan dari latihan ini adalah untuk mengkonsolidasikan keamanan dan landasannya di kawasan serta memperluas kerja sama multilateral antara tiga negara dan menunjukkan itikad baik, dan kemampuan negara-negara ini untuk bersama-sama mendukung perdamaian global, keamanan maritim, dan menciptakan komunitas maritim dengan masa depan bersama," ujarnya.

Jubir Manuver Gebungan Sabuk Keamanan Maritim 2023 menjelaskan, berbagai latihan taktis, termasuk menyelamatkan kapal yang terbakar, membebaskan kapal yang dibajak, menembak sasaran tertentu, menembak sasaran udara pada malam hari dan latihan-latihan taktis dan operasional lainnya direncanakan dalam latihan ini.

"Di antara tujuan dari latihan ini adalah memperkuat keamanan perdagangan maritim internasional, memerangi pembajakan dan terorisme maritim, langkah-langkah kemanusiaan, pertukaran informasi di bidang penyelamatan dan pertolongan maritim, dan pertukaran pengalaman operasional dan taktis," pungkasnya. 

Iran, Rusia dan Cina pada tahun 2019 juga menggelar latihan gabungan dengan tujuan memperdalam kerja sama maritim trilateral. Saat itu, latihan gabungan tersebut juga menuai respon global dan banyak pengamat menyebutnya sebagai gerakan besar global untuk membentuk sistem multipolar di sistem internasional.

Penyelenggaraan latihan gabungan saat ini mengindikasikan tingginya level kepercayaan timbal balik dan perluasan kerja sama strategis serta kemampuan Tehran, Beijing, dan Moskow untuk melawan setiap ancaman keamanan maritim secara bersama.

Manuver gabungan itu sangat penting mengingat meningkatnya aksi pembajakan di berbagai wilayah dunia, dan perlunya perlindungan terhadap perdagangan dunia di perairan internasional, serta perluasan kerja sama maritim antara ketiga negara tersebut.

Menurut Sun Chi, pakar hubungan internasional di Shanghai Academy of Sciences, pemilihan waktu latihan ini sangat diperhitungkan dan menunjukkan kekuatan mereka dalam menghadapi segala macam sanksi Amerika Serikat (AS).

Selain itu, penguatan kerja sama maritim antara tiga kekuatan regional dan internasional teratas menjamin keamanan pelayaran internasional dan pemberantasan perompakan.

Karena semakin pentingnya jalur maritim dalam perdagangan internasional, maka tidak diragukan lagi, penguatan kerja sama maritim regional dan internasional dapat meningkatkan pentingnya jalur tersebut, termasuk Jalur Sutera.

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran selalu menegaskan pentingnya keamanan wilayah Samudra Hindia bagian utara, Laut Oman, Selat Hormuz, dan Teluk Persia sebagai salah satu jalur air internasional terpenting.

Selama beberapa tahun terakhir, Iran mengambil pendekatan untuk memberikan keamanan di jalur air di kaswasa pada tingkat tertinggi dengan kerja sama negara-negara di kawasan.

"Latihan gabungan maritim Iran, Rusia dan Cina sangat penting untuk mendukung dan melindungi keamanan pelayaran dan juga keamanan ekonomi. Karena, ketiga negara ini mengandalkan perdagangan dan ekonominya, mayoritasnya bertumpu pada sektor ekspor, serta pada prakteknya mereka menunjukkan kemampuan yang diperlukan untuk menjamin keamanan perairan internasional dan keamanan perdagangan global," kata Song Zhongping, pakar isu-isu internasional.

Pengiriman kapal perusak dan kapal terbaru dan tercanggih dengan berbagai kemampuan seperti membawa helikopter, membawa berbagai jenis sistem rudal anti-permukaan, permukaan dan udara dan kemampuan untuk menangani target bawah permukaan menunjukkan sangat tingginya tingkat latihan AL Iran, Cina dan Rusia di Laut Oman.

Mengingat fakta bahwa dalam beberapa tahun terakhir, AS telah meningkatkan kehadiran militernya di perairan, terutama perairan di sekitar Cina dan jalur perairan internasional yang penting, bahkan dikatakan sedang berusaha menjalin aliansi AL dengan beberapa negara di kawasan Teluk Persia, maka upaya untuk memperkuat kerja sama maritim antara ketiga negara, Iran, Cina dan Rusia menjadi sangat penting demi melindungi keamanan maritim dan mengirimkan pesan perdamaian dan persahabatan ke negara-negara regional dan global.

Hal ini semakin penting dari sisi bahwa AS dan sekutunya selama beberapa tahun terakhir, dengan menggelar berbagai manuver maritim di berbagai wilayah dunia, sedikit banyak telah mengancam keamanan perairan internasional, dan memicu pertumbuhan signifikan militerasi di berbagai wilayah dunia. Sementara keamanan perairan internasional harus senantiasa dijamin, sehingga perdagangan internasional, khususnya proses pengiriman energi semakin marak. (RA)

 

Tags