Tiba di Nikaragua, Raisi Disambut Hangat Daniel Ortega (2)
(last modified Thu, 15 Jun 2023 11:40:57 GMT )
Jun 15, 2023 18:40 Asia/Jakarta
  • Presiden RII Sayid Ebrahim Raisi dan Presiden Nikaragua Daniel Ortega, Managua, Rabu (14/6/2023).
    Presiden RII Sayid Ebrahim Raisi dan Presiden Nikaragua Daniel Ortega, Managua, Rabu (14/6/2023).

Presiden Nikaragua Daniel Ortega menyambut kunjungan mitranya dari Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi segera tiba di Managua pada hari Selasa, 13 Juni 2023.

Ortega menyambut Raisi dan delegasi tingkat tinggi ekonomi dan politik Iran dalam upacara resmi yang digelar di Olof Palme Convention Center. Raisi mengunjungi Nikaragua setelah berkunjung ke Venezuela.

Usai upacara, kedua presiden memberikan sambutan sekilas sebelum melakukan pembicaraan bilateral segera sesudahnya.

Presiden Iran di hadapan Presiden dan para pemuda Nikaragua yang menyambutnya, menyoroti bersamaannya kemenangan Revolusi Islam Iran dan Revolusi Nikaragua serta pengaruh dua revolusi ini terhadap para pejuang nasional perang melawan imperialisme di dua negara.

Menurut Raisi, perlawanan rakyat Nikaragua atas ketamakan dan penjajahan, adalah kunci kemenangan bangsa ini, dan menuntut kemerdekaan, kebebasan serta menegakkan keadilan adalah titik persamaan Revolusi Islam Iran dan Revolusi Nikaragua.

"Republik Islam Iran adalah sebuah pemerintahan demokratis, dan 44 tahun setelah kemenangan Revolusi Islam Iran, suara rakyat selalu membentuk  seluruh institusi yang ada di Republik Islam," ujarnya.

Raisi menegaskan, "Revolusi Iran dan Nikaragua memiliki akar yang kuat dalam memerangi dominasi adidaya dunia terutama Amerika Serikat (AS) yang selalu memaksakan kehendaknya kepada pihak lain."

Di sisi lain, Presiden Nikaragua menilai keinginan mendominasi adalah bagian dari substansi imperialisme. Menurutnya, para penjajah dengan dalih hak asasi manusia dan demokrasi, menekan negara-negara merdeka, tapi Nikaragua tetap berdiri melawan mereka sekuat tenaga.

Daniel Ortega memuji pahlawan nasional dua negara, mengecam kejahatan AS atas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani, dan menghormati para pahlawan Iran, yang gugur dalam perang melawan terorisme dengan mengheningkan cipta satu menit, lalu menutup pidatonya dengan meneriakkan "Hidup Iran", "Hidup Jenderal Soleimani". (RA)

 

Tags