Ekspor Minyak Iran ke Cina Naik Tiga Kali Lipat
Institut Kepler mengumumkan tiga kali lipat ekspor minyak Iran ke Cina dalam tiga tahun terakhir.
Kepler Institute dalam sebuah laporan hari Sabtu (29/7/2023) menyatakan bahwa ekspor minyak Iran ke Cina telah meningkat tiga kali lipat dalam tiga tahun terakhir dari 324.000 barel per hari menjadi sekitar satu juta barel per hari.
Menurut laporan ini, ekspor minyak Iran ke Cina pada 2017 dan 2018 masing-masing sebesar 692.000 dan 746.000 barel per hari.
Setelah Amerika Serikat keluar dari JCPOA dan berakhirnya periode pembebasan untuk membeli minyak dari Iran pada Mei 2019, angka penjualan minyak ke Cina turun signifikan menjadi 466 dan 324 ribu barel per hari pada 2019 dan 2020.
Laporan ini menambahkan, tren kenaikan ekspor minyak Iran berlanjut dari 585.000 barel pada 2021 dan 766.000 barel pada 2022 hingga mencapai satu juta barel per hari pada tahun ini.
Institut Kepler dalam laporannya menegaskan peningkatan interaksi pemerintah Iran dengan Cina, dan penandatanganan dokumen kerja sama 25 tahun memainkan peran yang efektif dalam memperkuat hubungan dengan Cina dan mendorong peningkatan ekspor minyak Iran ke negara ini.
Dalam laporan barunya berjudul "Minyak 2023", Badan Energi Internasional mengkonfirmasi ekspor harian Iran satu juta barel minyak ke Cina.
Meskipun ada pembatasan keuangan yang ketat, Iran berhasil meningkatkan produksi minyak mentahnya sebesar 140.000 barel per hari pada tahun 2022 yang meningkat menjadi rata-rata 2,5 juta barel per hari.
Industri minyak Iran berada di bawah sanksi paling berat dalam beberapa dekade terakhir.
Sejak 2012, Amerika Serikat dan beberapa sekutunya memberlakukan sanksi terhadap industri minyak Iran dengan dalih kegiatan nuklir damai negara ini.
Meskipun motif lain seperti pemasaran minyak serpih Amerika atau pencegahan diversifikasi ekspor minyak ke Cina juga disebutkan dalam kebijakan sanksi ini, tapi pelemahan ekonomi Iran melalui pemutusan ekspor dan pengurangan kapasitas produksi minyak merupakan salah satu tujuan utama Amerika Serikat, dan sekutunya dalam embargo minyak Iran.(PH)