Ta'ziyeh dari Ghadir ke Asyura di Desa Sahrarud (2)
(last modified Sat, 05 Aug 2023 10:37:24 GMT )
Aug 05, 2023 17:37 Asia/Jakarta
  • Taziyeh di desa Sahrarud, Iran.
    Taziyeh di desa Sahrarud, Iran.

Sahrarud adalah sebuah desa di distrik pedesaan Sahrarud, Kabupaten Fasa, Provinsi Fars, Republik Islam Iran.

Setiap bulan Muharam, acara Ta'ziyeh digelar di desa Sahrarud, dan acara ini menjadi acara ta'ziyeh terbesar di Irans.

Ta'ziyeh diikuti oleh lebih dari 500 aktor dan seniman dan berlangsung di area seluas 10 ribu meter persegi. Para pecinta Imam Husein as, Cucu Rasulullah SAW menghadiri acara tersebut.

Ta'ziyeh adalah pertunjukan tentang Peristiwa Ghadir Khum hingga Tragedi Karbala dan peristiwa pembantaian cucu tercinta Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabatnya di Karbala.

10 Asyura adalah hari memperingati Asyura. Tanggal 10 Muharam 61 H, Imam Husein as, cucu tercinta Rasulullah Saw dan keluarga beserta para pengikutnya gugur syahid dibantai oleh pasukan Umar bin Saad di Padang Karbala. Imam Husein as gugur pada usia 57 tahun.

Meski telah berlalu berabad-abad, namun peristiwa heorik itu tidak pernah berkurang urgensi dan kedudukannya, bahkan semakin berlalu, pesan Asyura justru semakin tersebar luas.

Kebangkitan Imam Hussein melawan pemerintahan tiran Yazid bertujuan untuk menjaga kelangsungan agama Islam yang terkena erosi kerusakan di berbagai sendi kehidupan masyarakatnya.

Oleh karena itu, motivasi perjuangan cucu tercinta Rasulullah SAW ini demi menjaga kesucian Islam dari berbagai penyimpangan yang dilakukan penguasa lalim di masanya. Imam Husein bangkit melawan Yazid bin Muawiyah bukan karena menghendaki kekuasaan, tapi karena ketulusannya membela ajaran agama Islam dan mengembalikan umat Islam dari berbagai penyimpangan.

Imam Hussein dalam salah satu munajatnya berkata,"Ya ilahi, Engkau tahu tujuan kebangkitanku bukan bersaing untuk meraih kekuatan politik atau merebut kekayaan dan kemegahan dunia. Tetapi motif utama kebangkitanku demi menghidupkan kembali ajaran-Mu, mengibarkan tanda-tanda keagungan agama-Mu dan memperbaiki urusan di muka bumi. Kami akan membela hak-hak mereka yang dilanggar dan mengembalikannya kepada mereka. Kami akan mengikuti aturan yang telah Engkau wajibkan kepada para hamba-Mu untuk mengikutinya..."

Imam Husein dalam munajatnya ini dan berbagai perkataannya yang lain memiliki motif ketuhanan yang terlihat jelas di berbagai bidang, termasuk dalam gerakan perlawanannya menghadapi rezim lalim Yazid bin Muawiyah. (RA)