Imam Khamenei: Kami Tidak Terlalu Optimis atau Terlalu Pesimis dengan "Perundingan Oman"
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai perundingan Oman merupakan salah satu dari puluhan tugas Kementerian Luar Negeri Iran, dan berkata, "Jangan menggantungkan masalah negara dengan pembicaraan ini".
Tehran, Pars Today- Situs informasi Kantor Pemimpin Besar Revolusi Islam melaporkan, Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam pertemuan dengan pejabat tinggi pemerintahan Iran pada hari Selasa (15/4/2025) menekankan supaya para pejabat tinggi Iran menghindari optimisme dan pesimisme yang berlebihan mengenai hasil pembicaraan Oman.
"Kegiatan negara untuk mencapai tujuan di semua bidang harus dilanjutkan dengan urgensi yang lebih besar dan tidak ada yang menggantungkannya pada hasil pembicaraan [Oman]," kata Rahbar.
Ayatullah Khamenei menyebut investasi dalam produksi sebagai cara terbaik untuk menghadapi sanksi, seraya menambahkan,"Pencabutan sanksi tidak berada di tangan kita, tetapi kita bisa menetralisirnya, dan ada banyak cara dan kapasitas dalam negeri yang tepat untuk ini, dan jika tujuan tersebut tercapai, maka negara akan kebal terhadap sanksi".
Imam Khamenei menekankan urgensi memperluas hubungan dengan negara tetangga, pusat ekonomi di Asia, Afrika, dan negara lainnya, dengan mengungkapkan, "Pekerjaan ini juga memerlukan tindak lanjut, terutama untuk mengubah beberapa praktik di tingkat menengah".
Ayatullah Khamenei menilai kontak presiden Iran dengan presiden negara lain dan kegiatan kementerian luar negeri sangat baik dan efektif.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan kelanjutan kegiatan di negara itu di semua bidang industri, ekonomi, pembangunan, budaya, dan pelaksanaan proyek-proyek besar, dengan mengatakan,"Tidak satu pun dari permasalahan ini berhubungan dengan pembicaraan Oman".
Rahbar mengingatkan para pejabat Iran untuk menghindari "optimisme dan pesimisme yang berlebihan" terkait pembicaraan Oman, dengan menambahkan,"Keputusan negara untuk berunding pada langkah pertama telah dilakukan dengan baik. Setelah ini, kita harus melanjutkan dengan hati-hati, sementara garis merahnya sangat jelas bagi kita dan pihak lain".
Ayatullah Khamenei menambahkan,"Negosiasi mungkin akan mencapai kesimpulan atau tidak. kami tidak terlalu optimis atau terlalu pesimis tentang pembicaraan ini. Sekalipun kami sangat pesimis terhadap pihak lain, tetapi kami optimis dengan kemampuan kami sendiri".
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran di bagian lain statemennya menekankan pentingnya memastikan implementasi Rencana Ketujuh secara tepat dan tanpa penyimpangan.
Imma Khamenei mengatakan, "Rencana yang baik ini, yang bertumpu pada kebijakan makro negara, harus dilaksanakan dengan tegas dan terarah sejak awal".
Di akhir pidatonya, Ayatullah Khamenei menyinggung kejahatan tanpa batas yang dilakukan oleh rezim kriminal Zionis yang dengan sengaja menyerang pasien, jurnalis, ambulans, rumah sakit, serta anak-anak dan wanita tertindas di Gaza.
"Kejahatan ini membutuhkan kekejaman luar biasa yang dimiliki oleh komplotan kriminal penjajah," tegas Rahbar.
Beliau juga menyebut gerakan terpadu dunia Islam di bidang ekonomi, politik, dan jika perlu operasional sebagai kebutuhan serius, seraya menambahkan, "Tentu saja, Allah akan menjatuhkan azab-Nya kepada para tiran ini, namun hal ini tidak mengurangi tugas berat masyarakat, pemerintahan dan bangsa ini".(PH)