Apakah Agama Kristen Diizinkan di Iran?
(last modified Mon, 19 May 2025 05:19:12 GMT )
May 19, 2025 12:19 Asia/Jakarta
  • Apakah Agama Kristen Diizinkan di Iran?

Jawaban atas pertanyaan ini dapat dicari dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kristen Iran, di mana gereja-gereja bersejarah berdiri berdampingan dengan masjid sebagai simbol koeksistensi damai agama-agama di negara ini.

Tehran, Pars Today- Bertentangan dengan propaganda tendensius sejumlah media asing, umat Kristen Iran tidak hanya diakui sebagai warga negara dengan hak yang sama, bahkan memiliki posisi aktif dalam struktur politik negara.

Populasi Kristen di Iran

Umat ​​Kristen Iran, bersama dengan pengikut agama-agama lain, hidup berdampingan secara damai dan merupakan populasi yang signifikan di negara tersebut.

Menurut statistik terbaru, terdapat 20 gereja resmi di Iran, beberapa di antaranya, seperti Gereja Qara (Gereja St.Thaddeus atau Gereja Tatavus) dan Gereja St. Stephanus, yang merupakan contoh unik bangunan keagamaan Kristen di seluruh dunia dan disebut sebagai model arsitektur tempat ibadah.

Perwakilan di parlemen dan hak yang sama

Berdasarkan Konstitusi Republik Islam Iran, para pengikut agama-agama samawi, termasuk Kristen dan Yahudi, menikmati hak yang sama dengan umat Islam.

Mereka tidak hanya aktif secara bebas di bidang sosial, ekonomi, dan budaya, tetapi mereka juga memiliki perwakilan khusus di parlemen Iran.

Charlie Anoueh Tekiye, seorang perwakilan Kristen Asyur dan Chaldea di Majelis Syura Islami Iran, baru-baru ini menekankan,“Keberadaan minoritas agama di Iran merupakan perwujudan solidaritas dan persatuan nasional.”

Menurutnya, setiap orang menikmati kesempatan dan hak yang sama di Iran, bahkan dalam beberapa kasus, mereka mendapatkan keistimewaan yang hanya diberikan kepada kelompok minoritas agama di negara ini.

Koeksistensi agama; Dari Gereja ke Garis Depan Perang

Umat ​​Kristen Iran selalu mempunyai kehadiran yang menonjol di panggung nasional yang penting. Selama perang yang dipaksakan rezim Baath Irak terhadap Iran, puluhan warga Kristen menjadi martir dalam menghadapi agresi rezim Baath Irak, dan nama mereka termasuk di antara pahlawan nasional. Partisipasi ini merupakan bukti keterikatan mereka terhadap tanah air.

Penghargaan Imam Khamenei atas pengorbanan umat Kristen

Salah satu simbol yang jelas dari perhatian rezim Islam Iran terhadap komunitas Kristen adalah kunjungan rutin Imam Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam ke keluarga para martir Armenia dan Asyurian.

Rahbar menyebutkan pertemuan-pertemuan ini dalam memoarnya yang berpengaruh:

"Saya sudah sering mengunjungi rumah para martir Armenia dan Asyurian - dan tahun ini saya juga dapat mengunjungi rumah beberapa syuhada Armenia. Saya melihat mereka merasakan komitmen terhadap negaranya. Itu berarti mereka berperilaku dengan komitmen yang nyata.

Selama perang, saya ingat beberapa orang Kristen Armenia datang ke Ahvaz. Saya melihat sekelompok orang duduk di bandara. Saya bertanya, "Siapakah orang-orang ini?" Mereka mengatakan ini adalah orang Armenia, mereka datang ke garis depan untuk pekerjaan industri - orang Armenia ahli dalam pekerjaan industri dan teknis, permesinan, dan hal-hal semacam ini - dan mereka datang untuk membantu dan melayani. Almarhum Chamran mengatakan “Orang-orang ini bekerja keras, mengabdi, dan bekerja, dan beberapa dari mereka menjadi syuhada.” 26 Februari 2013

Narasi pemimpin agama tentang kebebasan beragama

Khalifah Armenia Azerbaijan baru-baru ini menyampaikan statemennya mengenai kehidupan umat Kristen di Iran dengan mengatakan,"Kami bersyukur kepada Tuhan bahwa kami hidup di Republik Islam Iran, di mana umat Kristen dan Muslim seperti saudara."

Uskup Agung Grigor Chieftchian membandingkan situasi di Iran dengan negara-negara lain di kawasan itu dan menambahkan,"Di banyak negara Muslim, pemasangan salib di gereja dilarang, tetapi kami tidak menghadapi pembatasan seperti itu di Iran."(PH)