Transisi Ekonomi Iran ke Timur: Peluang dan Tantangan dalam Tatanan Dunia Baru
-
Ekonomi Iran
Pars Today - Seiring melebarnya kesenjangan antara Timur dan Barat, Iran mengandalkan strategi "Berpaling ke Timur" untuk membuka koridor ekonomi baru guna menghindari sanksi dan memperkuat posisinya dalam tatanan multipolar di masa depan.
Para ahli memandang transformasi struktur internasional dan independensi kekuatan-kekuatan seperti Cina dan Rusia sebagai faktor kunci dalam mengurangi tekanan terhadap Iran, tetapi mereka menyatakan bahwa pemanfaatan peluang ini bergantung pada penerapan reformasi struktural domestik dan penguatan infrastruktur.
Kesenjangan dalam Tatanan Barat; Jendela ke Timur
Seiring kekuatan-kekuatan seperti Cina dan Rusia semakin menjauhkan diri dari dominasi Amerika, lingkungan internasional bagi negara-negara seperti Iran, yang sedang dikenai sanksi berat, sedang berubah.
Menurut para pakar hubungan internasional, dengan mengadopsi kebijakan "Melihat ke Timur", Republik Islam Iran berupaya mengalihkan fokus interaksi ekonominya dari Barat ke Asia Timur dan Tenggara. Pergeseran strategis ini bukan sekadar manuver diplomatik, tetapi juga merupakan langkah untuk mendiversifikasi mitra dagang, mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional Barat, dan menemukan cara-cara baru untuk mengatasi hambatan sanksi.
Perkembangan terkini, yang menunjukkan bahwa beberapa kekuatan seperti Cina dan Rusia semakin menjauhkan diri dari Amerika Serikat dan Eropa, telah mengurangi tekanan sanksi terhadap Iran. Meskipun pengurangan ini tidak berarti bahwa dampak sanksi telah sepenuhnya dihilangkan, hal ini telah memberikan ruang baru bagi perekonomian Iran untuk bernapas.
Struktur internasional tidak lagi seutuh dan sekoheren sebelumnya, dan kesenjangan ini menciptakan peluang penting bagi Iran.
Diplomasi Teknologi; Simbol Konkret Keterlibatan dengan Timur
Iran memainkan peran yang lebih aktif di lembaga-lembaga regional di bidang diplomasi teknologi. Sebagai contoh, kehadiran dan kepemimpinan Menteri Komunikasi Iran di salah satu panel utama KTT Uni Telekomunikasi Asia-Pasifik (APT) merupakan contoh konkret dari keterlibatan ini.
Kehadiran ini tidak hanya memungkinkan transfer pengetahuan dan teknologi, tetapi juga memperkenalkan Iran sebagai pemain yang efektif di bidang strategis bagi negara-negara Timur.
Cina; Penggerak Ekonomi Iran di Timur
Cina adalah ekonomi terbesar kedua di dunia dan mitra dagang terbesar Iran. Dengan PDB sebesar $18 triliun, sebagian besar penjualan minyak dan sumber daya keuangan Iran disalurkan melalui Tiongkok, dengan sekitar 35 persen ekspor Iran ditujukan ke negara ini.
Sikap independen Beijing terhadap sanksi unilateral AS, yang berulang kali disebut tidak sah oleh para pejabat Cina telah menyediakan platform yang lebih aman bagi kerja sama bilateral.
Masa Depan Bergantung pada Diplomasi Aktif dan Reformasi Domestik
Dengan tatanan global yang bergerak cepat menuju multipolar, kebijakan "Melihat ke Timur" dapat menjadi solusi praktis untuk mengurangi tekanan eksternal dan meningkatkan ketahanan ekonomi Iran. Namun, keberhasilan strategi ini bergantung pada dua faktor kunci: pertama, mengejar diplomasi ekonomi yang aktif, cerdas, dan fleksibel untuk memperdalam kerja sama dengan kekuatan-kekuatan Asia yang sedang berkembang; dan kedua, mempercepat reformasi struktural domestik di berbagai bidang seperti infrastruktur transportasi dan perbaikan lingkungan bisnis.
Negara-negara berkembang dapat mencapai stabilitas dan pertumbuhan dengan mengandalkan pembangunan kelembagaan yang solid, pembuatan kebijakan berbasis bukti, dan pemanfaatan teknologi. Jika Iran dapat memperkuat kedua sayap ini secara bersamaan, Iran tidak hanya dapat terhindar dari sanksi, tetapi juga menjadi pemain berpengaruh dalam tatanan ekonomi baru Asia.(sl)