Statemen Parlemen Iran Memperingati Kesyahidan Syeikh Nimr
Majelis Syura Islam Iran atau Parlemen kembali mengecam eksekusi mati atas Syeikh Nimr Baqir Al Nimr, ulama pejuang Arab Saudi dan menuntut lembaga-lembaga hak asasi manusia untuk menghindari standar ganda terkait kejahatan anti-kemanusiaan yang dilakukan rezim Al Saud dan menjalankan kewajiban hukum serta moralnya.
Parlemen Iran, Selasa (3/1) pada peringatan setahun kesyahidan Syeikh Nimr mengumumkan, eksekusi mati atas Syeikh Nimr yang dilakukan di saat para teroris terus mengancam stabilitas, ketenangan dan keamanan kawasan dan dunia, menunjukkan ketidakbecusan dan tidak bertanggung jawabnya penguasa Saudi.
Parlemen Iran menambahkan, Saudi dalam beberapa tahun terakhir dengan mendukung terorisme di kawasan dan menyerang Yaman serta membunuh warga sipil tidak bersalah dan mendukung penumpasan warga negara lain, memainkan peran destruktif dalam stabilitas dan menyebarluaskan perpecahan di kawasan.
"Pemerintah Saudi melakukan langkah tidak berperikemanusiaan dan melawan aturan internasional dengan mengeksekusi mati Syeikh Nimr, ulama terkemuka Dunia Islam," imbuhnya.
Syeikh Nimr pada tanggal 15 Oktober 2015 divonis mati oleh pengadilan Saudi atas tuduhan tidak berdasar mengganggu keamanan nasional dan melancarkan perang.
Hukuman mati atas Syeikh Nimr yang merupakan kejahatan mengerikan dan terorisme negara itu dilakukan pada 2 Januari 2016, memicu reaksi di tingkat regional dan internasional. (HS)