Rahbar: Inggris Ingin Pecah Belah Irak, Suriah, Yaman dan Libya
(last modified Sun, 08 Jan 2017 12:43:28 GMT )
Jan 08, 2017 19:43 Asia/Jakarta
  • Rahbar
    Rahbar

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, musuh asli negara Iran yang independen dan progresif adalah Amerika Serikat, Inggris, plutokrasi internasional dan rezim Zionis Israel.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Rahbar, Minggu (8/1) dalam pertemuan dengan ribuan warga kota Qom, menilai musuh asli luar negeri bukan hanya sebuah slogan tapi kenyataan.

Ia menuturkan, Menteri Luar Negeri Amerika yang katanya "berakhlak mulia" dalam surat perpisahannya memberikan nasihat kepada pemerintahan Washington sebelumnya dengan mengatakan, 'bersikap keraslah terhadap Iran dan pertahankan sanksi-sanksi atas negara itu, karena dengan sikap keras kita bisa unggul dari Iran' musuh yang ini dengan musuh yang menjadikan permusuhan atas Iran sebagai poros kebijakannya, tidak ada bedanya.

Rahbar juga menyinggung soal permusuhan Inggris dan menuturkan, Inggris, yang merupakan kolonialis tua dan sudah lumpuh, sekarang kembali ke Teluk Persia dan bermaksud merebut kekayaan negara-negara kawasan ini, di saat dirinya adalah ancaman nyata, ia mengklaim bahwa Iran adalah ancaman.

Ia menambahkan, pemerintah Inggris sedang menyusun rencana dan keputusan bagi negara-negara regional dan Iran. Salah satu tujuan mereka adalah memecah belah Irak, Suriah, Yaman dan Libya, dan terkait Iran mereka juga punya niat yang sama, namun karena takut dengan rakyat Iran, hal itu tidak disampaikan secara terbuka.

Rahbar melanjutkan, Inggris mengira sedang berusaha menyusun rencana untuk menerapkan pembatasan dan sanksi-sanksi di era pasca Rencana Aksi Bersama Komprehensif, JCPOA, serta melatih dan mempersenjatai warga kawasan termasuk Iran agar negara-negara dan rakyat Muslim saling berperang.

Ayatullah Khamenei juga menyinggung perencanaan dan rancangan kelompok-kelompok think tank Amerika dan Inggris untuk menyerang "agama politik" dan melancarkan "sekulerisasi".

"Mereka berusaha menyebarluaskan agama yang hanya ada di sudut-sudut masjid, di dalam rumah dan hanya terpendam dalam diri seseorang, bukan agama yang disertai dengan amal, politik dan melawan musuh," ujarnya.

Rahbar terkait pengenalan keliru musuh atas rakyat Iran, menyebut "Fitnah 88" sebagai contoh kesalahan perhitungan musuh. Menurutnya, musuh pada tahun 1388 Hs atau 2009 melancarkan fitnah dan mengira pekerjaannya sudah mencapai titik sensitif, namun tiba-tiba gerakan massa tanggal 9 Dey 1388 Hs yang serupa gerakan 19 Dey 1356 Hs, mengejutkan semua orang.

Pertemuan Rahbar dengan ribuan warga kota Qom bertepatan dengan peringatan 39 tahun kebangkitan bersejarah rakyat Qom pada 19 Dey 1356 Hs.

Pasca kesyahidan Sayid Mostafa Khomeini, putra Imam Khomeini, Pendiri Republik Islam Iran, dan peringatan kesyahidannya di sejumlah wilayah Iran, rezim Syah Pahlevi terpaksa melakukan salah satu kesalahan terbesarnya dan menerbitkan makalah menghina Imam Khomeini dan para ulama di surat kabar Etelaat, sehingga mendorong terciptanya titik balik Kebangkitan Islam di Iran.

Gerakan protes pertama yang dilakukan rakyat bersama ulama Qom terhadap para penghina Imam Khomeini, tercipta pada tanggal 19 Dey 1356 Hs (Januari 1977). Pada aksi tersebut sejumlah banyak warga gugur bersimbah darah. (HS)