Prinsip Iran dalam Memecahkan Krisis Suriah
(last modified Tue, 29 Aug 2017 07:30:10 GMT )
Aug 29, 2017 14:30 Asia/Jakarta

Tehran dalam dua hari terakhir menerima kunjungan Utusan Khusus PBB untuk Urusan Suriah, Staffan de Mistura untuk melakukan pembicaraan dan konsultasi dengan para pejabat Republik Islam Iran.

Pembicaraan itu dilakukan menyusul kunjungan Menlu Iran untuk Urusan Arab dan Afrika, Hossein Jaberi Ansari ke Rusia dan Turki.

Tehran, Moskow, dan Ankara merupakan inisiator perundingan Suriah di Astana, Kazakhstan. Perundingan Astana telah mengubah perimbangan politik dan militer di Suriah, dan menghasilkan kesepakatan mengenai empat zona de-eskalasi konflik di negara Arab itu.

Kemenangan beruntun di Irak dan Suriah merupakan sebuah gerakan paralel dan mempengaruhi satu sama lain. Di Irak, pembebasan Mosul dan Tal Afar secara praktis membatasi wilayah operasi kelompok teroris Daesh, dan perkembangan di Suriah juga membantu menghancurkan gerakan para teroris. Operasi penumpasan teroris di perbatasan Lebanon dan Suriah juga mencapai kemajuan signifikan.

Keseluruhan kemenangan ini telah menciptakan kondisi untuk menyelesaikan krisis secara politik. Jadi, setiap kemenangan yang dicapai atas Daesh dan kelompok-kelompok teroris lain, maka jalan untuk mencapai solusi politik akan semakin dekat. Dalam situasi saat ini, pemerintah Suriah dan oposisi bersenjata sepakat untuk menggelar babak baru perundingan Astana pada pertengahan September 2017.

Krisis di Suriah tidak memiliki solusi militer dan hal ini dengan memperhatikan usia konflik yang sudah lebih dari enam tahun. Dengan kata lain, perang di Suriah sudah mencapai klimaks.

Perang enam tahun di Suriah hanya menyisakan kehancuran dan membuat sebuah negara yang tadinya makmur menjadi bumi hangus. Ratusan ribu orang tewas dan terluka di samping jutaan lainnya mengungsi ke negara-negara lain.

Upaya regional dan internasional untuk membantu menyelesaikan krisis Suriah dimulai berkat inisiatif Iran, Rusia, dan Turki serta dengan koordinasi dan dukungan PBB. Perundingan Astana diharapkan akan menjadi sebuah jembatan menuju Jenewa.

Nader Hashemi, Direktur Pusat Studi Timur Tengah di Universitas Denver kepada televisi Al Jazeera mengatakan, "Perbedaan perundingan damai Astana adalah bahwa di masa lalu, PBB bertindak sebagai pengawas dan pengarah perundingan, di mana kedua pihak tidak mencapai kesepakatan apapun di meja perundingan."

Seperti yang ditegaskan oleh Wamenlu Iran Jaberi Ansari, masa depan Suriah akan ditentukan oleh rakyat Suriah dan pihak lain tidak bisa membuat keputusan untuk mereka.

Sejak awal krisis Suriah, Iran menentang intervensi asing dan pemaksanaan kondisi terhadap pemerintah dan rakyat Suriah, dan Republik Islam juga akan terus mempertahankan pendekatan ini.

"Prinsip dasar untuk memecahkan krisis di Suriah adalah membiarkan rakyat di negara itu menentukan masa depan negara mereka," tegas Jaberi Ansari. (RM)

Tags