Makna Mencium Tangan Sayidah Fathimah as
-
Rahbar Ayatullah al-Uzhma Sayid Ali Khamenei
Dalam dunia seperti saat itu, Rasulullah Saw mendidik seorang putri yang membuat putrinya ini layak untuk dicium tangannya oleh beliau.
Mencium tangan Zahra oleh Rasulullah Saw jangan pernah dimaknai sebagai sebuah makna emosional. Ini sangat salah dan sangat hina bila kita beranggapan bahwa karena sebagai putrinya dan mencintainya, maka beliau mencium tangannya. Memangnya sosok pribadi yang begitu mulia, dengan keadilah dan hikmahnya dan sandarannya hanya kepada wahyu dan ilham ilahi, menunduk dan mencium tangan putrinya?! Tidak. Ini adalah sesuatu dan memiliki makna yang lain. Ini karena anak perempuan muda ini, perempuan yang ketika meninggal dunia ini, usianya antara delapan belas tahun sampai dua puluh lima tahun. Disebutkan juga dalam usia delapan belas tahun, disebutkan juga dalam usia dua puluh lima tahun, berada dalam puncak malakut kemanusiaan dan seorang yang luar biasa. Ini adalah pandangan Islam tentang wanita. (dalam pertemuan dengan anggota syura budaya-sosial para wanita, 4/10/1370)

Kecintaan Yang Dibarengi Dengan Penghormatan Karena Posisi Spiritual Dan Ketinggian Posisi Kejiwaan
Fathimah Zahra as adalah wanita yang miskin; seorang wanita yang tidak menggunakan fasilitas materi. Seorang wanita yang hidup berumah tangga selama delapan – sembilan tahun, sementara suaminya lebih sering meninggalkannya untuk pergi ke medan perang dan menghadapi bahaya dan wanita ini menilai kehidupannya sebagai kehidupan yang indah dan ideal dan menerimanya. Seorang wanita yang tidak hanya mengerjakan pekerjaan rumah tapi juga membantu kehidupan rumah tangga dan dia juga hadir di tengah-tengah masyarakat saat ketika diperlukan dengan penuh kegigihan dimana tidak ada seorang lelaki pun ada yang masuk ke lapangan segigih dan sekuat beliau. Seorang wanita yang dari sisi ibadah dan perhatian kepada Allah tidak ada orang-orang suci dan benar yang melakukan ibadahnya seperti beliau. Seorang wanita yang mencapai posisi spriritual dan puncak kejiwaan sehingga Rasulullah mencium tangannya. Kecintaan Rasulullah Saw kepada Fathimah bukan hanya karena dia sebagai putri dan anaknya. Rasulullah Saw juga memiliki anak yang lainnya. Ada anak-anak perempuan Rasulullah Saw, sudah besar dan sudah menikah, saudara-saudara perempuan Fathimah Zahra as. Tentunya mereka semua sudah meninggal dunia di masa hidupnya Rasulullah Saw. Namun kecintaan Rasulullah Saw kepada anak-anak perempuannya tidak seperti kecintaannya kepada Fathimah Zahra as. Itupun kecintaan yang demikian; kecintaan yang dibarengi dengan penghormatan. Ayah yang manakah yang mencium tangannya anak perempuannya yang sudah besar dengan penuh penghormatan. Setiap kali mau bepergian, Fathimah Zahra adalah orang yang terakhir yang dipamiti. Setiap kali kembali dari bepergian, Fathimah Zahra as lah yang pertama diajak bicara. Semua ini karena posisi spiritualnya.
---
Kalian semua tahun kisah pernikahan beliau. Kalian juga tahu tentang jahiziyeh [perabot rumah bawaan pengantin wanita] beliau. Kalian semua juga mendengar tentang baju pengantinnya yang diberikan kepada orang miskin. Beliau punya dua baju di malam acara pengantin; yang satu baju biasa dan yang satunya lagi baju yang dibikin untuk acara pengantin. Baju yang barunya diberikan kepada peminta. Kedermawanan ini, sikap infak ini, ketidakpeduliannya terhadap gemerlapnya duniawi inilah yang menjadikan seseorang menjadi pribadi yang suci, yang benar dan menjadi wali Allah. Demikianlah Fathimah Zahra as. makrifatnya pada agama dan Islam tampak dalam khutbah dan ucapan-ucapannya. (dalam acara memperingati hari wanita di stadion Azadi, 8/11/1367)

Fathimah Zahra Adalah Poros Nikmat Ilahi
Coba perhatikan! Beliau yang kita dengar pujian dan keutamaannya selama satu jam dan apa yang dikatakan tentangnya adalah tetesan dari lautan. Dalam usia berapa tahun beliau sudah memiliki semua keutamaan ini? berapa tahun usia yang dimilikinya, dengan segala kecemerlangan yang ditampakkannya? Dalam usia yang pendek, delapan belas tahun, dua puluh tahun, dua puluh lima tahun, riwayatnya berbeda-beda. Semua keutamaan ini tidak didapatkan secara sia-sia.
امْتَحَنَكِ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَكِ فَوَجَدَكِ لِمَا امْتَحَنَكِ صَابِرَةً
Engkau telah diuji oleh Allah yang menciptakanmu sebelum engkau diciptakan, maka Dia mendapatimu sabar karena ujian-Nya. (at-Tahdzib, jilid 6, hal 110)
Allah Swt telah menguji Zahra Athhar - wanita pilihan ini - . Sistemnya Allah Swt adalah sistem yang ada perhitungannya. Apa yang diberikan-Nya ada perhitungannya. Dia menilai pemberian, pengorbanan dan makrifat hamba-Nya yang spesial ini merupakan jalan tujuan ilahi. Oleh karena itu dia dijadikan sebagai poros nikmat-Nya. (dalam pertemuan dengan para pembaca kidung Ahlul Bait as, 5/10/1370)

Fathimah Zahra as Adalah Pribadi Unggulan Sepanjang Sejarah Manusia
Saya menyampaikan Hari kelahiran Kautsar Nur dan Makrifat Sayidah Shiddiqah Thaheri Mardhiyah Muthahharah Fathimah Zahra as kepada kalian semua para peserta yang hadir dan semua kaum muslimin. Khususnya saya sampaikan ucapan berkah kepada para wanita negara Islam. Hari kelahiran yang besar ini merupakan salah satu hari raya Islam yang terbesar. Karena Fathimah Zahra merupakan sosok pribadi hebat dan besar dan unggulan Islam. Pada hakikatnya beliau adalah pribadi unggulan sepanjang sejarah manusia. Sebagaimana ucapan Rasulullah Saw yang disampaikan kepada Fathimah Zahra as:
"ا ما ان ترضين ان تكوني سيدة نساء العالمين"
Tidakkah engkau ridha menjadi penghulu wanita di seluruh alam?
Fathimah Zahra as sendiri bertanya:
"فكيف مريم"
Bagaimana dengan maryam yang menjadi sayidah nisa’ yang sudah dijelaskan dalam al-Quran?
Rasulullah Saw menjawab, “Maryam adalah penghulu para wanitanya di zamannya sendiri. Sementara engkau adalah penghulu para wanita sepanjang sejarah.” (Emi Nur Hayati)
Sumber: Naghs wa Resalat-e Zan II, Olgou-ye Zan Bargerefteh az bayanat-e Ayatullah al-Uzhma Khamenei, Rahbare Moazzam-e Enghelab-e Eslami.