​​​​​​​Ketika Menyerahkan Hati Kita Kepada Tuhan
https://parstoday.ir/id/news/religion-i174736-ketika_menyerahkan_hati_kita_kepada_tuhan
​​​​​​​Pars Today - Di tengah tantangan dan kekhawatiran hidup, percaya kepada Tuhan mendatangkan kedamaian dan kepastian hati.
(last modified 2025-09-23T09:06:21+00:00 )
Jul 21, 2025 12:32 Asia/Jakarta
  • Tawakal
    Tawakal

​​​​​​​Pars Today - Di tengah tantangan dan kekhawatiran hidup, percaya kepada Tuhan mendatangkan kedamaian dan kepastian hati.

Kehidupan manusia penuh dengan tantangan, kekhawatiran, dan ketidakpastian yang terkadang membuat hati gelisah dan ragu. Dalam situasi seperti itu, percaya kepada Tuhan sebagai solusi ilahi dapat menciptakan kedamaian dan keyakinan yang mendalam di hati manusia.

Dalam berbagai ayat, Al-Qur'an menekankan pentingnya percaya sebagai salah satu pilar utama moralitas pribadi dan penguatan spiritual. Misalnya, dalam ayat ke-3 Surat Al-Thalaq, disebutkan:

"Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya."

Ayat yang singkat tapi mendalam ini mengungkap prinsip dasar dalam etika individu: tawakal kepada Allah, yang berarti percaya dan bersandar sepenuh hati pada kuasa dan kebijaksanaan-Nya dalam segala hal kehidupan.

Tawakal bukan berarti menyerah, melainkan setelah seseorang melaksanakan tugasnya dan mengerahkan segenap tenaganya, ia menyerahkan hasilnya kepada Allah dan tidak mengkhawatirkan masa depan serta hasil pekerjaannya.

Kalimat "Fa Huwa Hasbuh; Allah cukup baginya" berarti bahwa orang yang tawakal terbebas dari ketergantungan pada orang lain dan kecemasan yang timbul dari kelemahannya sendiri serta hanya berharap kepada Allah. Tawakal ini memberikan kedamaian dan keyakinan hati yang mendalam.

Ayat ini menekankan bahwa akhlak orang beriman disertai tawakal. Orang yang tawakal tidak hanya kuat dan tenang secara rohani, tetapi juga tidak diliputi rasa iri, serakah, takut, dan tamak. Karena ia tahu bahwa Allah cukup dan bahwa rezeki serta takdir hidupnya ada di tangan-Nya.

Kepercayaan adalah kekuatan batin untuk stabilitas dalam kesulitan dan kedamaian dalam ketidakstabilan. Orang seperti itu tidak gentar menghadapi kesulitan hidup, karena tempat berlindungnya adalah tempat berlindung yang paling kuat, Allah.(sl)