Jubir Kemlu Iran Reaksi Pernyataan Terbaru Presiden Perancis
(last modified Thu, 15 Feb 2018 23:03:25 GMT )
Feb 16, 2018 06:03 Asia/Jakarta
  • Bahram Ghasemi, Jubir Kemlu RII.
    Bahram Ghasemi, Jubir Kemlu RII.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran mengatakan, Tehran tidak akan pernah mengizinkan pihak manapun untuk berusaha mengurangi kemampuan pertahanan dan pencegahan damai Iran.

Bahram Ghasemi menegaskan hal itu pada hari Kamis (15/2/2018) untuk mereaksi pernyataan terbaru Emmanuel Macron, Presiden Perancis tentang kemampuan rudal Iran.

"Kemampuan rudal Republik Islam dalam konteks doktrin militer yang didasarkan pada kebijakan defensif dan pencegahan. Bahaya yang sebenarnya adalah persaingan antara Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa dalam penjualan senjata canggih ke beberapa negara tertentu di kawasan, di mana ini merupakan tindakan provokatif," imbuhnya.

Ghasemi menegaskan, pernyataan terbaru Presiden Perancis didasarkan pada semacam pandangan prasangka dan tidak realistis terhadap perkembangan regional, di mana pendekatan yang bias seperti itu tidak akan membantu memperbaiki situasi.

"Republik Islam Iran sejak bertahun-tahun lalu telah menjadi pemrakarsa untuk menciptakan keamanan dengan partisipasi negara-negara di kawasan Teluk Persia dengan tujuan menciptakan stabilitas dan keamanan dalam konteks kerja sama semua negara di kawasan ini. Republik Islam menilai kekhawatiran fiktif dan subjektif negara-negara tran-regional atas kemampuan defensifnya sebagai tidak dapat diterima," ujarnya.

Ghasemi menuturkan, Iran –dengan pandangan logis dan realistis serta pemahaman atas kondisi– berharap Eropa bisa bergerak menuju konvergensi dan kemandirian serta memiliki pemahaman realistis tentang perkembangan global dan kawsan sensitif Timur Tengah sehingga bisa mengambil langkah-langkah yang lebih tepat untuk perdamaian dan keamanan dunia.

Emmanuel Macron, Presiden Perancis.

Sebelumnya, Presiden Perancis dalam sebuah pernyataan intevensif mengatakan, kemampuan rudal Iran harus berada di bawah pengawasan internasional. (RA)

Tags