Rahbar: AS dan Kekuatan Tertentu Tidak Serius Perangi Terorisme
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengatakan, Amerika Serikat dan kekuatan-kekuatan pengklaim anti-terorisme tidak jujur dan tidak serius dalam memerangi fenomena buruk ini.
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengungkapkan hal itu dalam pertemuan dengan Noor Sultan Nazarbayev, Presiden Kazakhstan beserta delegasi yang menyertainya di Tehran, ibukota Iran, Senin (11/4/2016) sore.
Dalam pertemuan tersebut, Ayatullah Khamenei menekankan pentingnya peningkatan kerjasama antara Iran dan Kazakhstan di berbagai bidang; politik, ekonomi, internasional dan kerjasama dalam memerangi terorisme.
"Sejumlah kekuatan, terutama AS tidak jujur dalam klaim memerangi terorisme, namun negara-negara Islam mampu menjauhkan ancaman ini dari dunia Islam melalui kerjasama yang jujur dan tulus," imbuhnya.
Rahbar menilai bantuan AS kepada kelompok teroris Takfiri Daesh di Irak sebagai contoh dari tindakan tidak jujur koalisi yang dipimpin negara ini atas klaim memerangi terorisme.
"Mereka membagi terorisme menjadi dua jenis: baik dan buruk untuk menjustifikasi kebijakan standar ganda mereka," jelasnya.
Ayatullah Khamenei lebih lanjut menyinggung para pelaku insiden terorisme berkewarganegaraan Eropa di benua ini dan kehadiran orang-orang dari negara-negara Eropa dalam berbagai kelompok teroris di Suriah dan Irak.
"Fakta-fakta ini menunjukkan ketidakseriusan Barat, terutama AS dalam memerangi terorisme," imbuhnya.
Menurut Rahbar, untuk mengatasi ancaman terorisme dan kebijakan standar ganda kekuatan-kekuatan dunia diperlukan peningkatan kerjasama di antara negara-negara Islam dalam konteks kebijakan rasional dan logis.
"Republik Islam Iran merasakan persaudaraan dengan negara-negara Muslim dan posisi negara ini dan Kazakhstan dalam berbagai isu global adalah sama," pungkasnya.
Sementara itu, Presiden Kazakhstan menilai Iran sebagai negara tetangga yang besar dan dapat dipecaya.
"Kedua negara memiliki banyak kapasitas untuk pengembangan hubungan bilateral, dan kami dalam kunjungan ini telah mencapai kesepakatan terkait program-program ekonomi dan perdagangan penting, di mana kesepakatan ini akan mendorong pertumbuhan dan peningkatan kerjasama," kata Nazarbayev.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Hassan Rouhani, Presiden Iran itu, Nazarbayev menyebut terorisme sebagai ancaman serius bagi stabilitas regional dan internasional.
Presiden Kazakhstan lebih lanjut menyinggung peristiwa terorisme terbaru di Barat dan upaya untuk mempromosikan Islam sebagai simbol terorisme.
"Terorisme dan banjir pengungsi, sebenarnya dikarenakan tindakan anti-pemerintah-pemerintah legal di negara-negara kawasan oleh kekuatan Barat, sebab ketika pemerintah pusat yang stabil di sebuah negara lenyap, maka terorisme akan menggantikannya," jelasnya.
Presiden Kazakhstan juga menyinggung kekuatan Iran dan pengaruh spiritual Pemimpin Besar Revolusi Islam di berbagai negara Islam.
Nazarbayev sepenuhnya setuju dengan pandangan Rahbar terkait dengan persatuan dunia Islam dan harus ditunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama kemajuan, persatuan dan anti-terorisme. (RA)