Shalat Jumat Tehran, 1 Maret 2019
(last modified Sat, 02 Mar 2019 08:56:03 GMT )
Mar 02, 2019 15:56 Asia/Jakarta
  • Shalat Jumat Tehran, 1 Maret 2019.
    Shalat Jumat Tehran, 1 Maret 2019.

Khatib Shalat Jumat Tehran Ayatullah Mohammad-Ali Movahedi Kermani menggambarkan kunjungan Presiden Suriah Bashar al-Assad ke Republik Islam Iran sebagai perkembangan penting dalam hubungan strategis kedua negara.

"Kunjungan ini merupakan perkembangan besar dan efektif untuk meningkatkan koordinasi dalam poros Muqawama dan akan meningkatkan keinginan untuk perlawanan terhadap Amerika Serikat dan sekutunya," kata Ayatullah Movahedi Kermani dalam khutbah kedua di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran, Jumat (1/3/2019).

Dia menambahkan, kunjungan presiden Suriah ke Iran membuktikan fakta bahwa kedua negara menikmati hubungan yang dalam dan strategis.

"Kunjungan ini memiliki pesan yang jelas kepada rezim Zionis Israel dan AS," ujarnya.

Kunjungan ini, lanjutnya, dipantau oleh elit politik dunia dan membuktikan bahwa meski ada klaim dominasi intelijen dan spionase koalisi AS dan Barat di kawasan, namun pemerintah Suriah kuat dan cukup stabil.

Khatib Shalat Jumat Tehran menjelaskan, kunjungan Assad ke Tehran memberi pesan nyata kepada rezim Zionis dan sekutu Amerika di kawasan bahwa kehadiran penasihat militer Iran di Suriah akan berlanjut dan represi total Washington dan sekutunya tidak berpengaruh.

"Presiden Suriah tidak menjual independensi, kehormatan bangsa Suriah dan hubungan strategisnya dengan Iran. Dia masih tetap menghendaki pengokohan hubungan ekonomi dan budaya dengan Republik Islam," paparnya.

Ayatullah Movahedi Kermani juga menyinggung konferensi anti-Iran di Warsawa dan mengatakan, pertemuan ini sesuai dengan pengakuan AS, sejak awal telah terbukti kegagalannya, di mana absennya negara-negara Barat dalam pertemuan ini membuat konferensi ini kehilangan kredibilitasnya.

"Kekuatan AS telah usang dan negara ini juga mulai tidak populer di tengah sekutunya," pungkasnya. (RA)