Helmy Yahya: TVRI akan Jalin Kerja Sama dengan IRIB
Direktur Utama Televisi Republik Indonesia (TVRI) Helmy Yahya mengatakan kami sedang menjajaki kerja sama dengan Iran, dan kami berharap Indonesia dan Iran akan lebih saling mengenal satu sama lainnya.
"Ada banyak hal yang tidak diketahui. Orang Indonesia mungkin tidak tahu banyak tentang Iran, terutama setelah revolusi, begitu juga mungkin orang Iran tidak tahu tentang Indonesia. Hal ini karena mungkin tidak terlalu banyak informasi tentang keindahan potensi Indonesia untuk masyarakat Iran," kata Helmy dalam wawancara dengan Parstoday di Wisma Duta Besar Republik Indonesia di Tehran, Sabtu (20/4/2019) malam.
Dia menambahkan, dari awal pertemuan dengan Direktur Badan Perfilman Iran Hossein Entezami, beliau juga mengajak dan menawarkan kerja sama tersebut.
"Kita kemungkinan akan banyak kerja sama bertukar program dan joint production. Jadi, nanti akan ada kerja sama produksi antara IRIB (The Islamic Republic of Iranian Broadcasting) dan TVRI," ujarnya.
Selain itu, lanjut Helmy, ada juga nanti capacity building, di mana ini merupakan kesempatan bagi teman-teman dari Indonesia untuk belajar dari dunia sinema Iran.
Dirut TVRI menuturkan, kami juga membicarakan banyak mengenai film, dan karena saya sebelumnya juga aktif di industri perfilman, maka tadi saya menjanjikan akan menghubungkan mereka dengan orang-orang yang aktif di dunia film Indonesia.
Mengenai kemungkinan pemutaran film-film Iran di Indonesia, Helmy mengatakan, iya benar, ini yang disebut dengan pertukaran program tadi.
"Tidak hanya film fiksi, tetapi juga film dokumenter dan animasi Iran akan diputar di Indonesia. Saya juga berharap karya-karya teman-teman dari TVRI juga akan diputar di Iran," jelasnya.
Terkait dengan kunjungannya ke Museum Sinema Iran, Dirut TVRI menuturkan, ini yang mengagetkan saya. Ternyata, lanjutnya, tradisi perfilman Iran itu tua sekali, bahkan telah berusia 120 tahun. Para produser film Iran juga menerima ratusan penghargaan, termasuk dua Oscar dan penghargaan bergengsi dunia dari Swiss.
Helmy juga mengungkapkan bahwa pertemuan pada hari Senin ini dengan pihak Iran akan dikonkritkan mengenai kerja sama yang akan dijalin.
Dia menjelaskan, pihak Iran telah menawarkan beberapa program TV –meskipun kita juga harus hati-hati terkait dengan hal-hal yang sensitif– namun pilihannya sangat banyak: mulai dari film anak-anak, dokumenter, dan film lepas yang cukup aman untuk diputar dan dikonsumi masyarakat Indonesia.
Dirut TVRI juga menuturkan bahwa pihak Iran juga tertarik dengan film dokumenter Indonesia seperti Tabut Bengkulu yang telah dimiliki TVRI, di mana dalam hal ini tinggal memperjelas mengenai bagaimana bentuk kerja samanya.
"Kita memiliki peralatan dan fasilitasnya. Yang mungkin bisa meningkatkan quality dari kerja sama itu adalah capacity building dari filmmaker-filmmaker dari Iran, dan mungkin juga dari segi investasi dan sebagainya," tuturnya.
Parstoday juga sempat menanyakan mengenai pesan apa yang ingin disampaikan kepada pembaca media online ini dan juga pendengar Radio Melayu Suara Republik Islam Iran.
"Dari kunjungan kami, TVRI, ke Iran kali ini, di mana kita berkunjung ke Festival Internasional Film Fajr, kita berharap hubungan kedua negara makin dekat, dan dari hubungan yang makin dekat itu, 'tak kenal maka tak sayang', akan timbul saling menyanyangi, dan dari saling menyanyangi itu akan menghasilkan beberapa kerja sama yang akan menguntungkan kedua belah pihak," pungkasnya.
Dirut TVRI bersama rombongan mengunjungi Iran atas undangan Lembaga Penyiaran Nasional Republik Islam Iran (IRIB) dan juga untuk menghadiri Fajr International Film Festival di Tehran.
Sebelumnya, Helmy Yahya telah bertemu dengan Direktur Badan Perfilman Republik Islam Iran Hossein Entezami dan membicarakan tawaran-tawaran kerja sama yang bisa dilakukan oleh kedua belah pihak. (RA)