Pameran Internasional Migas dan Petrokimia di Iran (1)
(last modified 2019-05-02T10:04:46+00:00 )
May 02, 2019 17:04 Asia/Jakarta
  • Pameran Internasional Migas dan Petrokimia di Iran.
    Pameran Internasional Migas dan Petrokimia di Iran.

Pameran Internasional Minyak, Gas, Pengilangan dan Petrokimia ke-24 di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran telah dibuka pada hari Rabu, 1 Mei 2019.

Pameran tersebut dibuka oleh Menteri Perminyakan Republik Islam Iran Bijan Namdar Zanganeh.

Dalam pidatonya, Zanganeh mengatakan Amerika Serikat tidak akan bisa mengurangi ekspor minyak Iran ke titik nol.

Dia menegaskan kembali komitmen Iran untuk mengekspor minyak meskipun ada sanksi sepihak AS. Zanganeh menuturkan, pasar minyak tidak bisa hanya dikelola oleh pernyataan para pejabat AS.

"Urusan global tidak semudah yang dipikirkan oleh AS dan penghasutnya. Pasar minyak tidak dapat dikendalikan oleh pernyataan belaka," tegasnya.

Menteri Perminyakan Iran menambahkan kerentanan pasar minyak tidak dapat dikompensasi oleh pidato dan kecakapan memainkan pertunjukan dan menciptakan atmosfer psikologis.

Zanganeh menjelaskan, sekutu-sekutu AS di OPEC melebih-lebihkan kapasitas cadangan minyak mereka dengan mengklaim bahwa mereka akan memasok cukup minyak ke pasar untuk menggantikan minyak Iran yang disanksi AS.

Menteri Perminyakan Iran memperingatkan bahwa siapa pun yang menggunakan minyak sebagai alat politik maka dia harus menerima konsekuensinya.

"Mereka yang menggunakan minyak sebagai senjata melawan dua anggota pendiri OPEC (Iran dan Venezuela), akan mengganggu kesatuan OPEC dan menciptakan kematian dan kehancuran OPEC, di mana tanggung jawab atas hal ini berada di pundak mereka," pungkasnya.

Pemerintah AS mengumumkan bahwa negara-negara eksportir utama minyak Iran harus menghentikan pembelian minyak dari negara ini pada 1 Mei atau jika tidak, mereka akan menghadapi sanksi.

Sebelumnya, delapan pembeli terbesar minyak Iran: Turki, Cina, Yunani, India, Italia, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan mendapat pengecualian sehingga bisa membeli minyak dari Iran selama enam bulan terakhir. Namun AS tidak akan memperpanjang pengecualian tersebut.

Harga minyak mencapai level tertinggi sejak November 2018 setelah keputusan Washington tersebut.

Cina -pembeli terbesar minyak mentah Iran- mengumuman bahwa pihaknya telah mengajukan representasi kepada AS mengenai langkah tersebut. Sementara Turki kembali penentangannya terhadap "semua jenis sanksi." (RA)

 

Tags