Iran dan Irak; Pemain Berpengaruh di Asia Barat
Menteri Pertahanan Republik Islam Iran mengatakan, "Darah para pemuda berkomitmen Iran dan Irak penjamin stabilitas dan keamanan kedua negara dan jika tidak ada kerja sama mereka, Irak telah mengalami disintegrasi teritorial oleh musuh perdamaian dan keamanan."
"Kerja sama pertahanan Iran dan Irak akan membawa perdamaian, stabilitas dan keamanan di kawasan," ungkap Brigadir Jendral Amir Hatami, Menteri Pertahanan Iran dalam pertemuan hari Kamis (02/05) dengan para komandan angkatan laut dan angkatan udara Irak di Tehran.
Para komandan militer dua angkata bersenjata Irak yang hadir dalam pertemuan ini juga menekankan konsolidasi hubungan pertahanan bilateral dengan Iran berdasarkan kohesi politik, keamanan, agama dan sosial.
Menyusul kekalahan kelompok teroris Daesh (ISIS), Irak mampu merealisasikan stabilitas dan keamanan di negaranya saat ini. Daesh yang memulai operasi militernya di barat laut Irak pada tahun 2014 dan dengan cepat menembus bagian lain negara itu hingga ke jantung Baghdad, ibukota Irak, menghadapi kekalahan setelah Irak melakukan kerja sama dengan Iran sebagai negara tetangga Irak dan upaya-upaya pasukan relawan rakyat dan militer negara ini.
Segitiga kerja sama antara Iran dan Irak serta mobilisasi rakyat di negara ini dan dukungan otoritas keagamaan tertinggi Irak, membuat kekhalifahan Daesh musnah. Hari ini, Irak mengalami era baru yang membutuhkan lebih banyak kerja sama dengan sekutu sejatinya.
Sementara itu, Iran yang berada di garis terdepan perang melawan kelompok teroris Daesh bersama Irak, hari ini berada di garis depan pembangunan dan rekonstruksi kehancuran perang melawan teroris di negara itu.
Irak sebagai negara tetangga, mendapat perhatian dari Republik Islam Iran dan berlakunya stabilitas dan keamanan di negara yang berada di Barat Iran ini juga merepresentasikan situasi yang stabil dan keamanan berkelanjutan di Iran.
Dalam hal ini, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran pada hari Kamis (02/05) dalam pertemuan dengan delegasi tingkat tinggi militer Irak di Tehran mengatakan, "Keamanan, kesejahteraan, kejayaan dan pembangunan Irak dianggap sebagai keamanan dan pengembangan Iran, dan Tehran dengan semua kekuatannya akan tetap bersama Baghdad."
Meskipun situasi keamanan di Irak pasca Daesh siap untuk membela diri, tetapi keberadaan beberapa elemen Daesh yang tersisa dan kehadiran gembong kelompok teroris baru-baru ini di kamera TV menunjukkan keamanan Irak masih sensitif. Dalam konteks ini, New York Times menulis, "Kemungkinan besar, kemunculan publik dan tiba-tiba Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin Daesh menjadi upaya untuk melindungi para pendukung kelompok teroris ini dan anasirnya yang masih tersisa di Irak."
Dalam situasi seperti itu, kelanjutan kerja sama pertahanan dan militer antara Iran dan Irak mendapat perhatian pejabat militer dan politik kedua negara. Iran dan Irak sebagai dua negara bertetangga saling mempengaruhi dengan perbatasan bersama yang panjang dan memiliki banyak kesamaan budaya, bahasa dan agama dua bangsa dari kedua negara. Karakteristik yang sama dan menonjol ini telah menyebabkan komunikasi dan konsultasi militer dan otoritas politik Iran dan Irak berlanjut secara teratur.
Tehran dan Baghdad telah menjadi pusat diplomasi politik dan militer dewasa ini dan menunjukkan pengaruh kerja sama Republik Islam Iran dan Irak sebagai dua negara dan aktor penting di wilayah strategis Asia Barat.