Mousavi: Inggris harus segera Bebaskan Tanker Iran
(last modified Fri, 12 Jul 2019 05:42:16 GMT )
Jul 12, 2019 12:42 Asia/Jakarta
  • Tanker Grace.
    Tanker Grace.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran Sayid Abbas Mousavi mengatakan klaim-klaim Inggris mengenai penyitaan tanker pembawa minyak Iran di Selat Jabal Tariq secara hukum tidak relevan dan kapal tanker itu harus segera dibebaskan.

Pasukan Angkatan Laut Inggris pada tanggal 5 Juli 2019 mengklaim bahwa sebuah kapal tanker Iran telah disita di lepas pantai Gibraltar karena dianggap melanggar sanksi Uni Eropa terhadap Suriah.

Kapal tanker Iran bernama Grace 1 disita oleh AL Kerajaan Inggris di lepas pantai Gibraltar pada 4 Juli 2019. Kapal itu ditahan karena diduga hendak membawa minyak ke Suriah.

Sebelum disita, Grace 1 disebut sempat melakukan pelayaran mengelilingi Afrika dan Timur Tengah menuju Mediterania. Kapal ini memiliki panjang 330 meter dan mampu membawa dua juta barel minyak.

Penyitaan dilakukan oleh otoritas Inggris atas permintaan Amerika Serikat. Gibraltar merupakan wilayah kedaulatan Kerajaan Inggris yang berada di lepas pantai selatan Spanyol.

Sayid Abbas Mousavi

"Dokumen dan pernyataan kontradiktif para pejabat Inggris menunjukkan bahwa mereka mencoba memasuki permainan berbahaya di bawah pengaruh Amerika. Rekomendasi kami adalah kapal tanker ini harus segera dibebaskan, sebab, langkah ini menguntungkan semua pihak," kata Mousavi dalam wawancara dengan IRNA, Jumat (12/7/2019).

Dia lebih lanjut menyinggung hubungan Iran dengan negara-negara Arab di kawasan.

"Iran memiliki hubungan dekat dengan semua tetangganya dan mengirim pesan perdamaian, persahabatan dan persaudaraan kepada negara-negara tentangganya itu di puncak ketegangan," ujarnya.

Mousavi menekankan bahwa Iran tidak pernah melihat keamanannya dalam ketidakamanan negara-negara tetangganya.

"Keamanan, stabilitas dan kemakmuran semua negara tetangga akan membawa keamanan, stabilitas, dan kemakmuran Iran, dan hal ini memiliki efek timbal balik bagi negara-negara ini," jelasnya.

Jubir Kemlu Iran menegaskan, kehadiran pasukan asing di kawasan tidak akan pernah membantu terciptanya keamanan, bahkan Iran memandang kehadiran mereka sebagai lonceng tanda bahaya bagi semua kawasan. (RA)