Zarif: Pemikiran Interaksi dengan Negara Barat di Iran tidak Populer

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Mohammad Javad Zarif menekankan, sikap negara-negara Barat yang tidak komitmen dengan janjinya di JCPOA telah menghancurkan reputasi pemikiran interaksi dengan Barat di Iran.

Mohammad Javad Zarif yang tengah berada di New York, Amerika untuk menghadiri sidang tahunan petinggi Dewan Ekonomi-Sosial PBB hari Jumat (19/07) saat diwawancarai Radio Nasional AS NPR menambahkan, pandangan rakyat Iran sudah tidak lagi mengarah ke interaksi dengan masyarakat internasional disebabkan keluarnya AS dari JCPOA dan sikap Eropa yang tidak komitmen dengan kesepakatan ini.

Jerman, Inggris dan Perancis pasca keluarnya AS secara ilegal dari JCPOA pada 8 Mei 2018 telah berjanji akan mempertahankan kesepakatan nuklir ini dengan membela kepentingan ekonomi Iran. Meski trioka Eropa ini memberikan perlawanan verbal dan politik atas langkah AS, namun sampai saat ini belum berhasil melakukan langkah praktis menunaikan janjinya untuk mempertahankan JCPOA.

Iran pada 8 Mei 2019 setelah mekanisme usulan Eropa untuk mengkompensasi dampak ekonomi keluarnya AS dari JCPOA terbukti tidak efektif, mengumumkan akan menangguhkan sebagian komitmen JCPOA-nya berdasarkan pasal 26 dan 36 kesepakatan ini.

Iran juga memberi tenggat waktu 60 hari kepada pihak-pihak lain di JCPOA uuntuk melaksanakan komitmennya khususnya di sektor perbankan dan minyak.

Republik Islam Iran pada 7 Juli 2019, setelah berakhirnya masa tenggat waktu tersebut mulai melakukan aktivitas pengayaan uranium di atas level 3,67 persen.

Iran juga memperingatkan Eropa jika mereka tidak menjalankan komitmennya, maka Tehran akan memulai langkah ketiganya dengan serius. (MF)