Prakarsa Iran tentang Perdamaian dan Keamanan Teluk Persia
https://parstoday.ir/id/news/iran-i74592-prakarsa_iran_tentang_perdamaian_dan_keamanan_teluk_persia
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan negara-negara kawasan bisa mewujudkan perdamaian, keamanan, stabilitas dan kemakmuran masing-masing dengan bekerja sama dan menandatangani pakta non-agresi kolektif.
(last modified 2025-10-07T09:39:18+00:00 )
Okt 11, 2019 16:38 Asia/Jakarta

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan negara-negara kawasan bisa mewujudkan perdamaian, keamanan, stabilitas dan kemakmuran masing-masing dengan bekerja sama dan menandatangani pakta non-agresi kolektif.

Mohammad Javad Zarif dalam tulisan terbarunya di Financial Times Inggris menulis, "Berdasarkan inisiatif perdamaian Hormuz; Iran, Irak, Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Oman, UEA dan Bahrain bisa mewujudkan tujuan dan prinsip-prinsip Piagam PBB dengan menandatangani perjanjian non-intervensi dalam urusan masing-masing,".

Menteri Luar Negeri Iran negaskan negaranya senantiasa mengedepankan usulan perdamaian dan keamanan berkelanjutan dalam keadaan kritis dan sensintif sekalipun di kawasan Teluk Persia.

Dialog dan interaksi konstruktif dengan negara tetangga, saling menghormati dan tidak mengintervensi urusan negara lain adalah tiga prinsip penting dalam kebijakan luar negeri Iran. Masalah ini pernah disampaikan Presiden Iran, Hassan Rouhani dalam pertemuan tahunan Majelis Umum PBB.

Inisiatif ini berpijak pada berbagai prinsip antara lain: menghormati kedaulatan nasional satu sama lain, keamanan perbatasan internasional dan penyelesaian sengketa secara damai, penolakan terhadap segala bentuk penggunaan kekerasan atau ancaman paksaan, maupun partisipasi dalam aliansi untuk menyerang pihak lain, dan perhatian khusus terhadap kepentingan bersama dan kapasitas sumber daya negara-negara kawasan.

Teluk Persia memainkan peran penting di pasar energi global dan lalu lintas kapal barang yang menjadikannya sebagai pusat gravitasi perkembangan ekonomi dunia. 

Tampaknya, pandangan trans-regional terhadap Teluk Persia telah menyebabkan terjadinya gejolak keamanan dan politik di kawasan tersebut. Dalam keadaan demikian, negara-negara Teluk Persia bisa mengendalikan situasi dan kondisi dengan membangun kerangka perjanjian umum berdasarkan prinsip saling percaya dan menghormati satu sama lain. 

 

Teluk Persia

Dalam konteks ini, Menteri Luar Negeri Iran telah mengajukan mekanisme untuk merealisasikan proposal pakta regional. Pembentukan berbagai gugus tugas untuk memeriksa rencana yang diusulkan adalah salah satunya cara membangun kepercayaan antara delapan negara kawasan Teluk Persia.

Tingkat keberhasilan dari setiap kerja sama tentu saja membutuhkan kepercayaan dari sesama negara kawasan dalam mewujudkan tujuan kolektif dan kepentingan nasional masing-masing.

Pembentukan kelompok kerja bersama antara delapan negara dalam mencapai perdamaian dan keamanan berkelanjutan di Teluk Persia dapat memberikan mekanisme dan prosedur khusus untuk kerjasama di bidang keamanan kolektif dan pencegahan serta penyelesaian konflik regional.

Menurut Menlu Iran, salah satu dari mekanisme ini di antaranya: membangun jalur kontak langsung, sistem peringatan dini, serta interaksi militer dan pertukaran data dan informasi bersama. 

Semakin besar tingkat interaksi antara berbagai sektor publik dan swasta di negara-negara Teluk Persia, maka semakin tinggi tingkat kepercayaan terhadap kerja sama dan upaya mewujudkan misi kolektif. Oleh karena itu, prinsip saling percaya menjadi landasan utama kerja sama dalam mengatasi masalah bersama.

Tentu saja, kebutuhan akan keamanan berkelanjutan di Teluk Persia berdasarkan prakarsa regional apa pun, termasuk proposal Menteri Luar Negeri Iran adalah mengakhiri ketidakpercayaan dan memberikan perhatian khusus terhadap kepentingan bersama dan kapasitas sumber daya negara-negara kawasan. (PH)