Financial Times: UEA Transfer Teknologi ke Tiongkok untuk Meningkatkan Rudal
Pars Today – Koran The Financial Times dalam laporannya menulis bahwa Tiongkok telah meningkatkan kemampuan rudal udara-ke-udaranya dengan menerima teknologi dari Uni Emirat Arab untuk memberikan keunggulan bagi pesawat tempurnya atas pesawat tempur Amerika.
Financial Times menulis dalam sebuah laporan: Tiongkok telah berhasil meningkatkan dua jenis rudal udara-ke-udara jarak jauhnya dengan menggunakan teknologi yang diterima dari perusahaan Emirates G42; sebuah klaim yang dapat mengungkap dimensi baru perlombaan senjata antara Beijing dan Washington. Financial Times menulis, mengutip enam sumber yang terpercaya: Teknologi yang dimaksud, yang konon telah diidentifikasi selama pemerintahan mantan Presiden AS Joe Biden, ditransfer ke Tiongkok oleh perusahaan Emirat yang aktif di bidang kecerdasan buatan G42 dan digunakan dalam peningkatan kemampuan rudal PL-15 dan PL-17.
Seperti dilaporkan Pars Today mengutip ISNA, dua sumber lain mengklaim bahwa teknologi tersebut sampai ke Beijing mellaui kerja sama dengan perusahaan Tiongkok, Huawei, dan mencakup perangkat lunak untuk mengoptimalkan penerbangan dan meningkatkan akurasi rudal.
G42, yang didukung oleh perusahaan-perusahaan seperti Microsoft, Silver Lake, dan dana investasi Mubadala, menyebut laporan itu "tidak berdasar dan memfitnah" serta menyatakan tuduhan tersebut bermotif politik.
Financial Times, mengutip sumber intelijen AS, menambahkan: Para pejabat Washington prihatin dengan meningkatnya hubungan antara Abu Dhabi dan Beijing, yang telah menyebabkan ketegangan dalam hubungan kedua sekutu lama tersebut.
Menurut surat kabar tersebut, hubungan antara Washington dan Abu Dhabi, yang telah dianggap strategis selama beberapa dekade, menjadi lebih tegang selama masa kepresidenan Biden karena perbedaan pendapat mengenai pendekatan AS terhadap perang Yaman dan perkembangan regional.
Laporan itu diakhiri dengan menambahkan bahwa, jika klaim tersebut benar, peningkatan sistem persenjataan Tiongkok dapat mengubah keseimbangan kekuatan udara di Asia Timur, terutama dalam masalah Taiwan, yang menguntungkan Beijing. (MF)