KTT GNB ke-18 di Baku
(last modified Sat, 26 Oct 2019 14:56:35 GMT )
Okt 26, 2019 21:56 Asia/Jakarta

Konferensi Tingkat Tinggi ke-18 Gerakan Non-Blok (GNB) di Baku, ibukota Republik Azerbaijan telah dimulai pada hari Jumat, 25 Oktober 2019.

Pemimpin dari 60 negara termasuk Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani berpartisipasi dalam KTT yang mengusung tema terkait perdamaian dan keamanan internasional dan regional, dukungan terhadap kemerdekaan Palestina, pentingnya kerja sama internasional, dan falsafah multilateralisme, perubahan iklim, dan Agenda Pembangunan Berkelanjutan, di mana semua itu berdasarkan prinsip-prinsip Dasasila Bandung sebagai dasar pergerakan GNB.

Pada sesi pembukaan, Menlu Venezuela Jorge Arreaza, telah menyerahterimakan keketuaan GNB kepada Menlu Azerbaijan, Elmar Mammadyarov. Azerbaijan akan memikul tanggung jawab sebagai ketua periodik GNB selama tiga tahun.

Dalam sambutan pembukanya, Menlu Azerbaijan menyampaikan pentingnya penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial negara berdaulat. Dia menekankan pentingnya untuk menegakkan prinsip-prinsip Dasasila Bandung sebagai dasar pergerakan GNB.

Pada hari Sabtu, 26 Oktober 2019 KTT GNB berakhir dan dikeluarkan deklarasi bersama. Presiden Iran dalam KTT ini mengatakan, jalan keluar dari krisis regional adalah dengan menghormati prinsip tidak campur tangan dalam urusan internal satu sama lain dan untuk menciptakan lingkungan perdagangan yang menguntungkan, interaksi, dan dialog.

Dia menyinggung perang Amerika Serikat yang telah menyebabkan biaya miliaran dolar di negara-negara lain. Dia menuturkan, perang yang dikobarkan Amerika menyebabkan lebih banyak terorisme.

"Kebijakan unilateral AS memperburuk konflik regional, terjadinya perang dan mengarah pada meningkatnya kekerasan dan perpecahan dalam hubungan regional dan internasional, dan tentu saja keterbelakangan ekonomi," ujarnya.

Preside Iran lebih lanjut menyinggung ketegangan di kawasan Teluk Persia, dan mengatakan, stabilitas dan keamanan tetangga adalah stabilitas dan keamanan kita.

"Keamanan regional hanya dapat dicapai melalui kerja sama dan kemitraan di antara tetangga," tegasnya.

Rouhani menandaskan, kami menyambut inisiatif apa pun berdasarkan dialog, negosiasi, dan saling menghormati.

Di bagian akhir, Presiden Iran menyinggung sanksi AS terhadap negaranya, dan tekanan maksimum Washington terhadap Tehran.

"Penyalahgunaan dolar AS sebagai senjata ekonomi bertentangan langsung dengan hak-hak sah dan kebebasan negara-negara merdeka," pungkasnya.

Sementara itu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro menekankan pentingnya penguatan persatuan di antara anggota GNB.

Dia mengatakan, tantangan utama kita adalah unilateralisme, dan fenomena ini harus dilawan berdasarkan Piagam PBB melalui diplomasi dan multilateralisme.

Menurut Maduro, GNB harus melawan kekuatan yang mencoba menegakkan hegemoni mereka di dunia dan berusaha untuk menghancurkan persatuan kita, dan meraih tujuan GNB dengan mengandalkan prinsip multilateralisme.

Presiden Kuba Miguel Díaz-Canel mengecam kejahatan AS dan Israel di berbagai bagian dunia termasuk di Asia Barat.

Dia mengatakan, kita harus berdiri berdampingan untuk melawan penindasan dan tekanan dari kekuatan-kekuatan dunia, dan tidak menerima kebohongan mereka, sebab, mereka merampok negara-negara dengan kebohongan dan kesombongan.

Miguel menambahkan, AS terlibat dalam kejahatan di dunia untuk mencapai tujuan-tujuannya, dan menindas masyarakat di berbagai tempat, sehingga kita harus tetap melawan mereka dan tidak akan mundur.

Terealisasinya tujuan GNB seperti perdamaian dan keamanan internasional dan regional, dukungan terhadap kemerdekaan Palestina, pentingnya kerja sama internasional, dan falsafah multilateralisme, perubahan iklim, dan Agenda Pembangunan Berkelanjutan memerlukan kerja sama dan interaksi yang lebih kuat di antara anggotanya. (RA)

Tags