Tawaran Iran untuk Menciptakan Keamanan di Asia Barat
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, sedang berada di Jerman untuk mengikuti Konferensi Keamanan Munich dan ia melakukan wawancara dengan televisi BBC pada Sabtu (15/2/2020) sore.
Zarif mengatakan Iran tidak mencari konflik dengan para tetangganya. Kuwait, Qatar, Oman, dan Irak menyambut prakarsa Iran yang disebut "Inisiatif Perdamaian Hormuz" untuk keamanan Selat Hormuz dan Teluk Persia. Namun, lanjutnya, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Bahrain belum memberikan tanggapannya.
Selama beberapa kali menghadiri Konferensi Keamanan Munich, Zarif selalu menyatakan bahwa kebijakan luar negeri Iran bertujuan untuk menciptakan dan memperkuat keamanan regional.
Konferensi Keamanan Munich meskipun berfokus pada isu-isu kebijakan keamanan dunia, tapi ia bukan wadah untuk membuat keputusan. Konferensi ini berfungsi sebagai forum untuk bertukar pandangan, menyatakan sikap, dan melakukan pertemuan dengan pihak-pihak lain.
Pertemuan tahun ini dilaksanakan di tengah berbagai perubahan yang terjadi di dunia dan secara khusus perkembangan keamanan di wilayah Asia Barat (Timur Tengah).
Wilayah Asia Barat terjebak dalam konflik, krisis, dan ketegangan akibat kebijakan keliru Amerika Serikat. Peran AS sangat dominan dalam menyulut krisis regional mulai dari membentuk Al Qaeda dan Daesh, dan mengobarkan perang di kawasan sampai keluarnya negara itu dari perjanjian-perjanjian internasional serta menciptakan krisis dalam proses perdagangan bebas.
Washington telah memperluas kekacauan di Asia Barat dengan mendukung terorisme. Negara itu telah menghabiskan dana 7 triliun dolar untuk menjalankan kebijakan kelirunya di kawasan selama beberapa dekade terakhir dan langkah keliru ini sekarang dilanjutkan oleh Donald Trump.
Menurut menlu Iran, saran-saran menyesatkan yang dibisikkan kepada Trump telah menyebabkan dia membuat keputusan-keputusan yang salah.
"Akhir dari kehadiran AS di Asia Barat telah dimulai dengan mengambil keputusan-keputusan keliru seperti itu. Sekarang dunia mengetahui bahwa AS telah mengekspor ketidakamanan ke Asia Barat. Dalam menghadapi situasi ini, misi kebijakan luar negeri Iran adalah memperkuat keamanan dengan melibatkan negara-negara regional," ungkap Zarif.
Presiden Iran Hassan Rouhani dalam pidatonya pada sidang tahunan Majelis Umum PBB 2019, menyampaikan pandangannya mengenai perkembangan di kawasan dan menawarkan prakarsa perdamaian yang disebut, "Inisiatif Perdamaian Hormuz" atau "Koalisi Harapan."
Soal peran regional Iran, Sayid Bagher Zaky Oskouei, analis masalah internasional mengatakan, "Iran terbukti mampu memainkan peran yang efektif dalam situasi saat ini di kawasan untuk mengatasi ancaman keamanan dan meningkatkan keamanan relatif dalam konteks keamanan regional negara-bangsa independen. Memerangi terorisme, mencegah proliferasi senjata di kawasan, membantu memecahkan krisis regional di Irak dan Afghanistan serta mencegah keruntuhan dan disintegrasi di Suriah, merupakan langkah-langkah yang telah memberi Iran peran yang tak tergantikan."
Pengalaman menunjukkan bahwa selama tidak ada sebuah upaya kolektif untuk menciptakan perdamaian dan keamanan yang inklusif di kawasan, maka semua hanya dapat menatap konflik dan ketidakamanan.
"Negara-negara regional perlu mengetahui bahwa Amerika dan Israel tidak akan membawa keamanan untuk Asia Barat," tegas menlu Iran. (RM)