Sekolah-sekolah Dasar di Iran Dibuka Sementara (2)
Sekolah-sekolah Dasar di Republik Islam Iran dibuka kembali untuk sementara sejak hari Sabtu, 16 Mei 2020 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Corona, COVID-19.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanganan Virus Corona mengumumkan bahwa semua sekolah negeri dan swasta akan dibuka kembali selama sebulan ke depan dengan tetap menerapkan aturan ketat kesehatan.
Meski demikian, Kementerian Pendidikan Iran tidak mewajibkan para siswa untuk masuk sekolah. Mereka bisa memilih untuk tetap belajar di rumah atau pergi ke sekolah hanya sekedar berkonsultasi dengan guru terkait persoalan yang dihadapi mengenai pelajaran.
Berikut adalah foto-foto aktivitas hari pertama di Sekolah Dasar Sidan khusus anak didik perempuan, di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran Kianoush Jahanpour mengatakan, pasien COVID-19 yang sembuh meningkat dan hingga sekarang 97.173 pasien virus ini telah sembuh dan diizinkan pulang dari rumah sakit.
"Sejak Senin siang hingga siang hari ini (Selasa siang), berdasarkan hasil tes laboratorium, ada 2.111 pasien baru yang terinfeksi virus Corona, sehingga jumlah total pasien yang terinfeksi virus ini menjadi 124.603 orang," kata Jahanpour, Selasa, (19/5/2020) siang.
Dia menambahkan, sayangnya selama 24 jam lalu, 62 pasien yang terinfeksi Covid-19 di Iran meningal dunia, sehingga jumlah total yang meninggal dunia hingga sekarang mencapai 7.119 orang. Sementara 2.698 pasien dalam kondisi kritis.
Virus Corona, COVID-19 telah menyebar ke berbagai negara dan jumlah korban jiwa akibat virus ini di seluruh dunia hingga Selasa pagi, 19 Mei 2020 telah mencapai 318.464 orang.
Lebih dari 4.801.884 orang terinfeksi COVID-19 dan 1.782.266 dari mereka telah sembuh. Covid-19 ditemukan pertama kali pada Desember 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.
Amerika Serikat berada di urutan pertama yang memiliki kasus terbanyak terkait dengan virus Corona. 1.508.168 warga Amerika terinfeksi COVID-19, dan 90.338 dari mereka meninggal dunia.
Tingkat kematian di kalangan warga Afrika-Amerika dilaporkan sangat tinggi, namun bukan karena mereka lebih lemah secara genetik, tetapi ada faktor lainnya yang menyebabkannya.
Rusia berada di urutan kedua, di mana 290.678 warga negara ini terinfeksi COVID-19 dan 2.722 dari mereka meninggal dunia.
Negara berikutnya adalah Brazil. 255.368 warga negara ini terinfeksi Corona, dan 16.853 dari mereka meninggal dunial.
Inggris menempati urutan keempat dengan 247.709 orang tertular dan 34.876 meninggal dunia.
Spanyol berada di urutan kelima. 231.606 warga negara ini tertular COVID-19, dan 27.709 dari mereka meninggal dunia. Setelah itu adalah Italia. 225.886 warga negara ini terinfeksi virus Corona dan 32.007 dari mereka meninggal dunia.
Negara-negara berikutnya yang memiliki kasus terbanyak COVID-19 adalah Prancis, Jerman, Turki, Iran, India, Peru dan Cina. (RA)