SMA di Iran Dibuka, Tapi Siswa Tak Diharuskan Masuk (1)
(last modified Wed, 20 May 2020 14:19:59 GMT )
May 20, 2020 21:19 Asia/Jakarta
  • SMA di Iran Dibuka, Tapi Siswa Tak Diharuskan Masuk.
    SMA di Iran Dibuka, Tapi Siswa Tak Diharuskan Masuk.

Sekolah-sekolah Menengah Atas (SMA) di Republik Islam Iran dibuka kembali untuk sementara sejak hari Sabtu, 16 Mei 2020 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Corona, COVID-19.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanganan Virus Corona mengumumkan bahwa semua sekolah negeri dan swasta akan dibuka kembali selama sebulan ke depan dengan tetap menerapkan aturan ketat kesehatan.

Namun para pejabat Kementerian Pendidikan Iran menegaskan bahwa para siswa tidak diharuskan untuk masuk sekolah. Mereka bisa memilih untuk tetap belajar di rumah atau pergi ke sekolah hanya sekedar berkonsultasi dengan guru terkait persoalan yang dihadapi mengenai pelajaran.

Berikut adalah foto-foto aktivitas hari pertama di  Sekolah Menengah Atas (SMA) Hajar khusus untuk anak didik perempuan, di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran Kianoush Jahanpour mengatakan, pasien COVID-19 yang sembuh meningkat dan hingga sekarang 98.808 pasien virus ini telah sembuh dan diizinkan pulang dari rumah sakit.

"Sejak Selasa siang hingga siang hari ini (Rabu siang), berdasarkan hasil tes laboratorium, ada 2.346 pasien baru yang terinfeksi virus Corona, sehingga jumlah total pasien yang terinfeksi virus ini menjadi  126.949 orang," kata Jahanpour, Rabu, (20/5/2020) siang.

Dia menambahkan, sayangnya selama 24 jam lalu, 64 pasien yang terinfeksi Covid-19 di Iran meningal dunia, sehingga jumlah total yang meninggal dunia hingga sekarang mencapai 7.183 orang. Sementara 2.673 pasien dalam kondisi kritis.

Virus Corona, COVID-19 telah menyebar ke berbagai negara dan jumlah korban jiwa akibat virus ini di seluruh dunia hingga Rabu pagi, 20 Mei 2020 telah mencapai 323.392 orang.

Lebih dari 4.907.045 orang terinfeksi COVID-19 dan 1.848.372 dari mereka telah sembuh. Covid-19 ditemukan pertama kali pada Desember 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.

Amerika Serikat berada di urutan pertama yang memiliki kasus terbanyak terkait dengan virus Corona. 1.527.723 warga Amerika terinfeksi COVID-19, dan 91.872 dari mereka meninggal dunia.

Rusia berada di urutan kedua, di mana 308.705 warga negara ini terinfeksi COVID-19 dan 2.972 dari mereka meninggal dunia.

Negara berikutnya adalah Brazil. 271.885 warga negara ini terinfeksi Corona, dan 17.983 dari mereka meninggal dunial.

Inggris menempati urutan keempat dengan 250.138 orang tertular dan 35.422 meninggal dunia.

Spanyol berada di urutan kelima. 232.037 warga negara ini tertular COVID-19, dan 27.778 dari mereka meninggal dunia. Setelah itu adalah Italia. 226.699 warga negara ini terinfeksi virus Corona dan 31.169 dari mereka meninggal dunia.

Negara-negara berikutnya yang memiliki kasus terbanyak COVID-19 adalah Prancis, Jerman, Turki, Iran, India, Peru dan Cina. (RA)