Kejahatan Lingkungan Terbesar di Dunia Dilakukan Israel di Gaza
(last modified Mon, 02 Jun 2025 04:24:02 GMT )
Jun 02, 2025 11:24 Asia/Jakarta
  • Kejahatan Lingkungan Terbesar di Dunia Dilakukan Israel di Gaza

Informasi dan statistik yang tersedia menunjukkan bahwa kejahatan lingkungan terbesar di dunia telah terjadi di Jalur Gaza, yang dilakukan dengan menghancurkan infrastruktur pertanian di wilayah tersebut oleh rezim Zionis.

Tehran, Pars Today- Sejak dimulainya perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, rezim Zionis telah mengadopsi kebijakan sistematis untuk menyerang lahan pertanian Jalur Gaza, yang merupakan jalur kehidupan dan sumber makanan bagi lebih dari 2 juta warga Palestina.

Perbandingan gambar dari Mei 2023 dan April 2025 menunjukkan kerusakan parah yang terjadi pada lahan pertanian Jalur Gaza. Gambar-gambar ini membuktikan bahwa banyak lahan yang sebelumnya hijau telah berubah menjadi area abu-abu pada April 2025, dan vegetasi di area ini telah hancur total.

Perusakan Vegetasi di Gaza

Data menunjukkan bahwa sekitar 92% tutupan vegetasi lahan pertanian di Gaza timur telah berkurang selama periode ini, yang berarti kehancuran total vegetasi ini dan produk yang dihasilkan di area ini.

Gambar satelit menunjukkan bahwa rumah kaca pertanian untuk produksi tanaman juga telah hancur, terutama di area Rafah, Khan Yunis, dan Beit Lahia di Gaza utara.

Gambar satelit juga menunjukkan bahwa kendaraan lapis baja Israel telah menghancurkan area yang sebelumnya digunakan sebagai lahan pertanian datar, mengubahnya menjadi gundukan tanah dan parit militer.

75% Lahan Pertanian Gaza telah Hancur

Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Pusat Citra Satelit Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengumumkan dalam laporan mereka bahwa 75% lahan pertanian dan kebun zaitun di Gaza telah hancur, dan lebih dari dua pertiga sumur pertanian tidak dapat digunakan lagi, sehingga sama sekali tidak mungkin untuk memasok air ke lahan-lahan ini bahkan setelah penghentian operasi militer Israel.

FAO menambahkan bahwa lahan pertanian terbesar yang hancur berada di Kegubernuran Khan Yunis, selatan Jalur Gaza, yang setara dengan 2.589 hektar atau 61% dari total luas daratan provinsi itu.

Persentase kerusakan lahan tertinggi juga terjadi di Gaza utara, yang mencakup 78% dari total luas daratan provinsi tersebut.

Kontaminasi Tanah yang Mengerikan di Gaza dengan Fosfor Putih

Persenjataan yang belum meledak dan logam berat juga menimbulkan ancaman langsung terhadap pertanian dan sumber daya hewan di Gaza. Uji tanah pada Januari 2025 di Gaza menunjukkan kontaminasi tanah yang parah dengan fosfor putih sebesar 1.800 mg/kg di wilayah utara Gaza, 467 kali lipat dari standar yang ditetapkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS.

Kontaminasi kimia ini membunuh semua jamur tanah yang bertanggung jawab untuk menyimpan karbon di dalam tanah, yang berdampak negatif pada kesuburan tanah dan kemampuannya untuk menumbuhkan tanaman. Menurut penilaian ilmiah awal, perang Gaza menghasilkan lebih dari 281.000 ton karbon dioksida dalam 60 hari pertama saja, lebih banyak dari produksi lebih dari 20 negara tanpa kondisi iklim yang sesuai.

Agresi tersebut juga telah mengganggu struktur lingkungan dan mencemari sumber daya air serta kemampuan tanah untuk menyimpan karbon, yang memperburuk krisis perubahan iklim global.

Pelanggaran Hukum atas Penyerangan Infrastruktur Lingkungan

Penyerangan terhadap lahan pertanian di Jalur Gaza merupakan pelanggaran hukum internasional dan instrumen hak asasi manusia yang jelas, serta pelanggaran Konvensi Jenewa Keempat yang melarang perampasan hak milik pribadi selama masa perang.

Hukum internasional juga melarang penggunaan kelaparan sebagai sarana peperangan.

Menurut Yasser Abdel Ghafoor, Wakil Direktur Pusat Studi Lapangan di Institut Hak Asasi Manusia Palestina, tindakan rezim Zionis tersebut merupakan penghancuran sistematis lumbung pangan rakyat Jalur Gaza dan dianggap sebagai kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Pengepungan 2 juta penduduk Gaza di sepertiga wilayah

Para petani besar di Gaza saat ini telah menjadi pengungsi yang membutuhkan bantuan kemanusiaan dan sumber pendapatan utama mereka telah hancur. Saat ini, 2,3 juta penduduk Palestina terkepung di wilayah yang luasnya kurang dari 35 persen dari total wilayah Gaza.

Berdasarkan penilaian yang ada, sebagian besar fasilitas pertanian, termasuk rumah kaca dan gudang penyimpanan makanan, peralatan air dan energi, serta fasilitas terkait sumber daya hewan dan akuakultur, yang merupakan sumber utama ketahanan pangan Gaza, telah hancur total.(PH)