Indonesia-Malaysia Soroti Kampanye Negatif soal Sawit di Uni Eropa
Okt 28, 2021 14:07 Asia/Jakarta
-
kelapa sawit
Negara-negara produsen sawit atau Council Palm Oil Producing Countries (CPOPC) seperti Indonesia menggelar Pertemuan Tngkat Pejabat Tinggi atau Senior Officials Meeting (SOM) Ke-22. Kenaikan harga sawit dan kampanye negatif terhadap sawit pun menjadi sorotan.
Deputi Menteri Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud menggarisbawahi tren positif dari pertumbuhan permintaan minyak sawit dan tren kenaikan minyak sawit secara umum.
Namun, katanya, negara produsen mengantisipasi kemungkinan siklus harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) melalui peningkatan konsumsi domestik sebagai bagian dari alat manajemen permintaan.
“Pengelolaan harga minyak sawit berkelanjutan dapat dicapai dengan penerapan program biodiesel,” ujarnya, Minggu (24/10/2021).
Lebih lanjut, Musdhalifah mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap kampanye negatif yang semakin masif dan dikeluarkannya berbagai kebijakan dan regulasi yang menghambat produksi dan perdagangan minyak sawit khususnya di Uni Eropa.
Menurutnya, CPOPC perlu memberikan perhatian serius dan merumuskan strategi yang lebih efektif bagi negara-negara produsen minyak sawit untuk menjawab tantangan tersebut.
“Kami menyambut baik kemajuan yang dibuat oleh Komite Ilmiah karena studi dan penelitian berbasis sains harus lebih dipromosikan dalam melawan kampanye negatif terhadap minyak sawit berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Datuk Ravi Muthayah, menyambut baik kenaikan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sejak Juni 2020 namun dengan keprihatinan bahwa serangan terhadap sawit tidak akan pernah surut.
Berkaitan dengan itu, Ravi Muthayah meminta CPOPC untuk melipatgandakan upaya dalam memberikan narasi yang lebih kuat untuk memerangi kampanye negatif.
“Negara-negara penghasil minyak sawit tidak boleh berpuas diri dan lengah dengan kompetitor. Menjunjung tinggi keberlanjutan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) sangat penting yang didukung oleh pemikiran atau penelitian yang ofensif untuk membandingkan minyak sawit dengan minyak nabati lainnya,” ujarnya.
Datuk Ravi secara khusus menyatakan dukungan kuat negaranya untuk adopsi Kerangka Kerja Global dari Prinsip untuk Minyak Sawit Berkelanjutan sebagai prinsip panduan bagi negara-negara penghasil minyak sawit yang masuk menjadi anggota dan sebagai contoh untuk tanaman minyak nabati lainnya, dalam mengupayakan kolaborasi yang semakin berdampak, bermakna, dan efektif. (okezone)
Tags