Jan 15, 2024 13:50 Asia/Jakarta

Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon menyatakan bahwa setelah 100 hari Perang Gaza dan Pertempuran Badai al-Aqsa, Israel tenggelam dalam kekalahan serta kegagalan, dan sejauh ini belum mencapai apa pun tujuannya dalam serangan mereka.

Sayid Hassan Nasrullah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon memberikan pidato pada Minggu (14/1/2024) malam dalam rangka tujuh hari kesyahidan Wassam Hassan Tawil alias Al-Hajj Jawad, salah satu komandan gerakan ini yang gugur dalam serangan militer rezim Zionis terhadap Lebanon Selatan.

Di awal pidatonya, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon menyinggung perlawanan heroik dan belum pernah terjadi sebelumnya dari rakyat Gaza dalam 100 hari terakhir, dengan mengatakan, "Rakyat Gaza telah melawan agresi rezim Zionis dengan cara yang inovatif, dan dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya,".

"Kerugian yang diderita pihak penjajah telah melemahkan semangatnya, dan kegagalan terbaru mereka adalah pengakuan sekitar 4.000 tentara mereka cacat dalam 100 hari perlawanan Palestina, dan jumlah ini mungkin akan meningkat menjadi 30.000," ujar Sekjen Hizbullah Lebanon.

Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon menekankan bahwa setelah 100 hari, Zionis mengatakan bahwa mereka telah memasuki tahap ketiga, yang meliputi penarikan diri dari Gaza utara. 

"Setelah penarikan pasukan Zionis, Mujahidin Hamas dan Jihad Islam tetap mengambil kendali daerah ini. Jadi apa pencapaian Israel ?," papar Nasrullah.

"Israel tidak dapat melenyapkan perlawanan, dan kini perlawanan Islam menguasai seluruh wilayah utara Gaza. Israel bahkan tidak bisa menghentikan penembakan roket dari Gaza utara ke Tel Aviv, atau bahkan melepaskan seorang tahanan hidup-hidup. Tentara musuh belum mampu mencapai apa pun setelah 100 hari melancarkan agresi militer," tegasnya.

Sayid Hassan Nasrullah lebih lanjut menambahkan bahwa upaya menggugat rezim Zionis ke Mahkamah Internasional di Den Haag dan menggugatnya di depan opini publik dunia adalah hal yang belum pernah terjadi sebelumnya karena alasan yang menentukan dan telah menimbulkan ketegangan dalam Israel.

Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon juga menekankan bahwa serangan terhadap Yaman adalah kebodohan Amerika Serikat dan Inggris. 

"Amerika mengatakan bahwa mereka tidak berupaya memperluas perang, namun mereka melakukannya. Ini adalah kebodohan. Jika Biden dan orang-orang di sekitarnya berpikir bahwa mereka akan mampu menghentikan warga Yaman di Laut Merah, mereka keliru. Mereka tidak mengenal rakyat, pemimpin dan sejarah Yaman dengan baik. Hal ini disebabkan oleh sikap Amerika yang arogan dan menganggap orang lain lebih rendah dan lemah," tegas Nasrullah.(PH)

Tags