Transformasi Asia Barat, 28 Agustus 2021
Perkembangan di negara-negara Asia Barat selama sepekan terakhir diwarnai isu penting seperti Setiap Tahun, Ka’bah Dicuci dengan Air Mawar Murni dari Iran.
Selain itu, masih ada isu lain seperti Jihad Islam Palestina: Iran, Kekuatan Regional yang Besar !, Hamas: Gaza tidak Akan Menyerah pada Israel, Israel Akan Rangkul Negara Arab untuk Lawan Iran, Suriah: Agresi Rezim Zionis Bahayakan Perdamaian Regional, Terlibat Ledakan Beirut, Lebanon Gugat Perusahaan Inggris, Dubes Qatar Kembali ke Mesir Setelah Empat Tahun, Irak: Tujuan KTT Baghdad, Wujudkan Stabilitas Keamanan dan Ekonomi, Amerika-Saudi Lancarkan Perang Ekonomi terhadap Yaman.
Setiap Tahun, Ka’bah Dicuci dengan Air Mawar Murni dari Iran
Otoritas Arab Saudi melakukan prosesi pencucian Ka’bah pada tanggal 15 Muharram setiap tahun. Baitullah dicuci menggunakan air zamzam dan air mawar murni dari Iran.
Seperti dilansir Kantor Berita Arab Saudi (SPA), prosesi pencucian dinding dan tiang di dalam Ka'bah diadakan hari Senin, 23 Agustus 2021 di bawah pengawasan Gubernur Mekkah Khalid bin Faisal Al Saud dan penasihat Raja Salman bin Abdulaziz.
Pencucian Ka'bah tahun ini dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Air mawar murni ini diambil dari kota Qamsar, sebuah kota di Iran Tengah yang terletak sekitar 31 kilometer selatan Kashan.
Ketua Umum Pengurus Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Syeikh Abdurrahman bin Abdulaziz as-Sudais mengatakan, prosesi pencucian Ka'bah dilakukan setiap tahun sesuai dengan sunnah Rasulullah Saw untuk memuliakan tempat suci ini.
Pencucian Ka'bah pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw setelah umat Islam menaklukkan kota Mekkah pada tahun 629 Masehi.
Jihad Islam Palestina: Iran, Kekuatan Regional yang Besar !
Kepala Biro Politik Gerakan Jihad Islam Palestina, Mohammad Al-Hindi menyebut Iran sebagai kekuatan regional besar yang sedang tumbuh di kawasan.
Menurut Palestine Today, Mohammad Al-Hindi hari Selasa (24/8/2021) mengatakan, meskipun AS memberlakukan sanksi ekonomi terberat terhadap Iran, tapi Iran tetap menjadi kekuatan regional utama yang mampu memenuhi kebutuhan negaranya dan memiliki kemerdekaan penuh.
"Amerika Serikat dengan semua kekuatan dan sekutunya, meninggalkan Afghanistan dengan cara yang memalukan, dan ini merupakan kekalahan besar bagi Amerika Serikat," ujar kepala biro politik Jihad Islam.
"Pertempuran "Saif al-Quds" (Pedang Quds) tidak seperti konfrontasi Israel sebelumnya, sebab pertempuran ini menggambarkan kemenangan dari perlawanan terhadap seluruh dunia," tegasnya
Al-Hindi menekankan bahwa pertempuran Saif al-Quds membuktikan bahwa al-Quds adalah kompas dan garis merah Palestina.
Pertempuran Saif al-Quds dimulai pada 10 Mei dan berakhir pada 21 Mei, menyusul permintaan gencatan senjata oleh kabinet Israel karena ketidakmampuan tentara rezim Zionis untuk menghadapi pasukan perlawanan Palestina dan mediasi beberapa aktor asing.
Selama 12 hari perang melawan Jalur Gaza, rezim Zionis membunuh 255 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, 39 wanita dan 17 orang tua, serta melukai lebih dari 1948 orang lainnya.
Hamas: Gaza tidak Akan Menyerah pada Israel
Seorang anggota Biro Politik Hamas mengatakan rakyat Palestina tidak takut dengan ancaman rezim Zionis dan Gaza yang merdeka tidak akan pernah menyerah.
Suhail al-Hindi, seperti dilaporkan televisi al-Aqsa yang berbasis di Gaza, Rabu (25/8/2021), mengatakan ada konsensus nasional di antara faksi-faksi Palestina tentang kelanjutan perlawanan rakyat di Quds.
“Kesatuan sikap faksi-faksi Palestina telah disampaikan ke Mesir dan para mediator harus bertanggung jawab atas hal ini,” tambahnya.
Pada hari Rabu, ribuan warga Palestina mengantar jenazah Osama Khalid Adaeej ke kamp pengungsi Jabalia di utara Jalur Gaza.
Osama Khalid Adaeej terluka ditembak oleh tentara Zionis selama demonstrasi damai di Gaza pada 21 Agustus. Ia gugur syahid pada Rabu kemarin karena terluka parah.
Israel Akan Rangkul Negara Arab untuk Lawan Iran
Perdana menteri rezim Zionis mengatakan dia berniat membentuk aliansi regional dengan negara-negara Arab untuk melawan pengaruh regional dan ambisi nuklir Iran.
Naftali Bennett di sela-sela kunjungannya ke Washington, Selasa (24/8/2021), menekankan bahwa ia menentang upaya Amerika Serikat untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir dengan Iran dan menolak pembicaraan kompromi dengan Palestina.
Bennett dalam wawancara dengan The New York Times sebelum bertemu Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, mengatakan rezim Zionis akan melanjutkan serangan terhadap program nuklir Iran.
"Israel juga akan memperluas pemukiman di Tepi Barat," ujarnya dalam wawancara pertamanya dengan sebuah media internasional sejak menduduki posisi perdana menteri.
Bennett menjelaskan bahwa ia akan bertemu Biden untuk mempresentasikan visi strategis baru tentang Iran, termasuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Arab yang menentang pengaruh regional Iran.
"Hal yang perlu kita lakukan adalah membentuk aliansi regional negara-negara Arab untuk bekerja sama mencegah ekspansionisme dan hegemoni Iran," tegasnya seperti dikutip laman Farsnews.
Rezim Zionis adalah satu-satunya pemilik senjata nuklir di wilayah Asia Barat (Timur Tengah). Menurut beberapa laporan, rezim ini memiliki lebih dari 200 hulu ledak nuklir di gudang senjatanya.
Suriah: Agresi Rezim Zionis Bahayakan Perdamaian Regional
Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Bashar Al-Jaafari mengutuk agresi rezim Zionis terhadap kedaulatan nasional negaranya dan mengatakan bahwa agresi rezim Zionis membahayakan perdamaian dan keamanan regional.
Russia Today hari Rabu melaporkan, Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Bashar al-Jaafari bertemu dengan Alan Doyle, Ketua Komite Pemantau Perdamaian PBB, di Damaskus hari Selasa (24/8/2021) untuk membahas perkembangan terbaru di Suriah.
Al-Jaafari dalam pertemuan ini mengatakan Damaskus mendukung langkah Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNTSO) dalam melaksanakan instruksi komite yang telah ada sejak pembentukannya pada tahun 1948.
Al-Jaafari menambahkan bahwa komite pemantau gencatan senjata PBB harus melaporkan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai agresi rezim Zionis dan pelanggaran gencatan senjata yang dilakukannya.
Doyle juga mengatakan bahwa komite sedang mengumpulkan informasi dan menganalisisnya bekerja sama dengan pasukan PBB yang bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian di wilayah perbatasan Suriah dan rezim Zionis.
Rezim Zionis menembakkan sejumlah roket ke provinsi Quneitra di wilayah selatan Suriah Selasa malam lalu untuk menyerang posisi tentara dan infrastruktur Suriah demi mendukung para teroris.
Terlibat Ledakan Beirut, Lebanon Gugat Perusahaan Inggris
Sumber-sumber media telah melaporkan gugatan Lebanon terhadap sebuah perusahaan yang terdaftar di Inggris atas kemungkinan perannya dalam ledakan besar tahun lalu di pelabuhan Beirut.
Russia Today hari Rabu (25/8/2021) melaporkan, Asosiasi Pengacara Lebanon dan empat pihak lainnya, termasuk korban luka dan keluarga yang tewas dalam ledakan di pelabuhan Beirut mengajukan gugatan terhadap Safro Limited.
Para penggugat menuduh perusahaan kimia yang terdaftar di Inggris itu melakukan penyimpanan penyimpanan ratusan ton amonium nitrat yang tidak sesuai standar, sehingga menyebabkan ledakan non-nuklir terbesar dalam sejarah dunia pada 4 Agustus 2020.
Para pengacara Lebanon mengajukan gugatan untuk mendapatkan ganti rugi dari Safaro Limited, dan mengadili mereka yang diduga bertanggung jawab atas terjadinya ledakan Beirut.
Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri baru-baru ini menyerukan sidang pleno untuk mempertimbangkan dakwaan terhadap mereka yang terlibat dalam ledakan di pelabuhan Beirut.
Sudah lebih dari setahun sejak ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut, tetapi masih belum jelas siapa yang menyimpan kiriman besar amonium nitrat secara tidak benar dan menyebabkan ledakan yang mengerikan itu.
Ledakan di pelabuhan Beirut menewaskan 218 orang dan melukai lebih dari 6.000 orang, serta menyebabkan kerusakan senilai lebih dari 10 miliar dolar.
Dubes Qatar Kembali ke Mesir Setelah Empat Tahun
Duta besar Qatar untuk Mesir menyerahkan salinan surat kepercayaan kepada menteri luar negeri setelah empat tahun pemutusan hubungan diplomatik Doha-Kairo.
Dikutip dari laman Farsnews, Dubes Qatar Salem Mubarak Al Shafi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry di Kairo pada Senin (23/8/2021).
Al Shafi sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh telah menyerahkan salinan surat kepercayaannya kepada Shoukry.
Kantor berita Qatar (QNA) melaporkan bahwa menlu Mesir mengharapkan kesuksesan untuk dubes Qatar dalam menjalankan misinya serta mendorong pertumbuhan hubungan kedua negara.
Juni lalu, pemerintah Mesir memutuskan untuk menunjuk Amr El Sherbini sebagai duta besarnya untuk Qatar, dan Doha kemudian membalas langkah itu dengan mengirim kembali dubesnya ke Kairo.
Pada 2017, empat negara Arab yaitu Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab, memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dengan alasan mendukung terorisme dan menutup semua akses mereka ke negara itu.
Januari lalu, Qatar menghadiri pertemuan Dewan Kerjasama Teluk Persia (P-GCC) di al-'Ula, Arab Saudi, dan menandatangani perjanjian rekonsiliasi dengan empat negara tersebut.
Irak: Tujuan KTT Baghdad, Wujudkan Stabilitas Keamanan dan Ekonomi
Juru Bicara Pemerintah Irak, Hassan Nazim menekankan bahwa Irak mencari stabilitas dan ekonomi regional dengan menggelar KTT Baghdad.
Hassan Nazim, Menteri Kebudayaan dan Juru Bicara Pemerintah Irak hari Kamis (26/8/2021) mengatakan bahwa Konferensi Regional Baghdad, yang mengusung tema "Konferensi Baghdad untuk Kerjasama dan Kemitraan", sebagai pertemuan puncak negara-negara tetangga Irak dan negara-negara lain di kawasan dan dunia.
Nazim menekankan bahwa Irak telah melihat langkah-langkah signifikan pada tahun lalu untuk mendapatkan kembali perannya sebagai wilayah yang berpengaruh di Irak dan sedang mempertimbangkan keamanan dan stabilitas ekonominya.
Hassan Nazim menekankan bahwa Irak sedang berusaha untuk membangun jembatan antara negara-negara kawasan demi mencapai stabilitas ekonomi dan kemakmuran bersama.
Amerika-Saudi Lancarkan Perang Ekonomi terhadap Yaman
Gubernur Bank Sentral Yaman mengatakan Amerika Serikat selalu melancarkan perang ekonomi terhadap rakyat Yaman dan negara-negara yang ingin mereka kuasai.
Hashim Ismail, seperti dilansir IRNA, Kamis (26/8/2021), menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan upaya untuk menggagalkan konspirasi AS yang ingin menghancurkan ekonomi Yaman.
“Dengan tindakan yang kami ambil, konspirasi Amerika telah digagalkan,” katanya.
Dia mengungkapkan bahwa koalisi agresor Arab Saudi juga memperbesar tekanan terhadap perekonomian Yaman. Tindakan mereka bukanlah hal baru, tapi sejak hari pertama serangannya ke Yaman, kami menghadapi tekanan ekonomi yang meningkat.
Gubernur Bank Sentral Yaman menilai peningkatan tekanan ekonomi untuk menutupi kekalahan militer koalisi.
Hashim Ismail mencatat bahwa koalisi agresor pimpinan Saudi-Amerika juga menjarah sumber kekayaan rakyat Yaman.
Menurutnya, sektor ekonomi telah menjadi opsi lain bagi koalisi agresor, sebab mereka mulai yakin bahwa opsi militer tidak membawa kemajuan dalam menghadapi perlawanan rakyat Yaman.
Saudi dengan dukungan Amerika, Uni Emirat Arab, dan beberapa negara lain, menyerbu Yaman pada Maret 2015. Agresi ini telah menewaskan puluhan ribu warga Yaman dan menelantarkan jutaan orang lainnya.
Namun, Saudi dan sekutunya gagal mencapai tujuannya di Yaman berkat perlawanan gigih rakyat, militer, dan kelompok Ansarullah.