Tujuh Poin tentang Pemilu Legislatif Irak yang Perlu Diketahui
(last modified Fri, 08 Oct 2021 10:10:14 GMT )
Okt 08, 2021 17:10 Asia/Jakarta

Hanya ada dua hari tersisa sampai pemilihan umum dini parlemen Irak.

Ketua Parlemen Irak Mohammed al-Halbousi mengumumkan akhir masa jabatan keempat parlemen pada 7 Oktober, dan badan tersebut secara resmi telah dibubarkan untuk membentuk parlemen baru setelah pemilihan umum. Acara lainnya adalah pemilihan umum kelompok khusus, termasuk angkatan bersenjata, pengungsi dan tahanan, yang dimulai Jumat (08/10/2021) pagi.

Ketua Parlemen Irak Mohammed al-Halbousi

Menurut Komisi Tinggi Pemilihan Umum Independen Irak, lebih dari 1,2 juta anggota angkatan bersenjata, para pengungsi dan tahanan memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam pemilu legislatif Irak. Sementara itu, rakyat Irak lainnya akan pergi ke tempat pemungutan suara pada 10 Oktober untuk memilih 329 anggota parlemen.

Ada beberapa poin baru dan penting tentang pemilihan umum parlemen Irak kelima.

Pertama, ini adalah pemilu dini pertama untuk parlemen Irak. Ada empat putaran pemilihan sebelumnya, tidak ada yang yang dilakukan lebih awal.

Kedua, tidak satu pun dari pemilu sebelumnya diadakan oleh pemerintah sementara Irak. Pemerintahan Mustafa al-Kadhimi adalah pemerintahan sementara pertama di Irak yang menyelenggarakan pemilu, dan pemerintahan ini mungkin merupakan periode waktu tersingkat dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya.

Ketiga, sebelumnya, pemilihan umum diadakan di 18 provinsi dan tidak jelas siapa perwakilan setiap kota, tetapi sekarang pemilihan diadakan di 83 daerah pemilihan. Untuk pertama kalinya, Irak dibagi menjadi beberapa daerah pemilihan: 32 daerah pemilihan Syiah, 17 daerah pemilihan Baghdad, 22 daerah pemilihan campuran Syiah dan Sunni, dan 12 daerah Kurdi.

Keempat, sebagian besar kursi parlemen berada di provinsi Baghdad, Nainawa, Basra, Dhi Qar dan Sulaimaniyah. Bagdad 71 kursi, Nainawa 34 kursi, Provinsi Basra 25 kursi, Provinsi Dhi Qar 19 kursi, dan Provinsi Sulaimaniyah 18 kursi, berdasarkan komposisi penduduk.

Hanya ada dua hari tersisa sampai pemilihan umum dini parlemen Irak.

Dengan kata lain, dari 329 kursi parlemen, 167 kursi dialokasikan untuk 5 provinsi ini, dan itu berarti lebih dari separuh kursi parlemen.

Kelima, setidaknya 83 perempuan akan berada di parlemen. Dengan kata lain, setidaknya satu perempuan akan dicalonkan dari masing-masing 83 daerah pemilihan.

Poin penting adalah bahwa perempuan bersaing di setiap daerah pemilihan terlebih dahulu, dan jika perempuan lain memenangkan mayoritas dalam persaingan dengan pria, dia bisa masuk parlemen.

"Ada kemungkinan bahwa dua perempuan akan menang di satu daerah pemilihan. Karena satu perempuan akan mendapatkan kursi yang dijamin di bawah undang-undang pemilu yang baru, dan kursi lain dapat dimenangkan melalui 'persaingan dengan kandidat pria'," ungkap Intisar al-Jabouri, anggota Parlemen Irak saat ini.

Keenam, kelompok minoritas memiliki sembilan kursi di Parlemen Irak, termasuk lima untuk Kristen, satu untuk Kurdi Feyli dan tiga untuk Sabians, Shabaki dan Yazidi. Kursi-kursi ini berada di daerah pemilihan Baghdad, Nainawa, Erbil, Kirkuk, Wasit dan Dahuk.

Ketujuh, pada pemilu kali ini, daftar pemilih yang hadir pada pemilu sebelumnya telah dibagi.

Pemilu legislatif Irak

Misalnya, di antara kelompok Syiah, koalisi besar al-Fatah, al-Nasr, Sairun, dan Negara Hukum telah dipecah, dan partai-partai dalam daftar tersebut telah memasuki medan elektoral baik sebagai partai maupun independen. Alasan utama pembagian ini juga bisa terkait dengan undang-undang pemilu yang baru, di mana partai-partai membentuk koalisi setelah pemilu untuk membentuk faksi yang lebih besar atau yang lebih dikenal Faksi Akbar.

Tags