Beirut Tegaskan Penarikan Bertahap Pasukan Israel dari utara Al-Ghajar
-
Pasukan UNIFIL di Lebanon selatan
Komandan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB (UNIFIL) membawa pesan dari Tel Aviv bagi pemerintah Beirut bahwa tenda yang dipasang di perbatasan selatan harus dicabut.
Sementara itu, Beirut saat menjawab pesan tersebut menegaskan bahwa pasukan rezim Zionis Israel pertama-tama harus keluar dari wilayah al-Ghajar.
PBB menggambar garis perbatasan "Garis Biru" pada tahun 2000 antara Lebanon dan Palestina pendudukan. Garis ini secara detail tidak sama dengan perbatasan resmi, dan pasukan rezim Zionis berulang kali berusaha melewatinya. Bersamaan dengan itu, pasukan penjaga perdamaian PBB ditempatkan di sepanjang garis tersebut.
Menurut laporan Koran al-Nahar, Aroldo Lázaro Sáenz, komandan UNIFIL bersama delegasi hari Senin (10/7/2023) di Beirut bertemu dengan Perdana Menteri Najib Mikati dan Menlu Abdallah Bou Habib.
Menlu Lebanon usai pertemuan ini mengatakan, "Diskusi diadakan tentang situasi keamanan di selatan, dan permintaan pihak Israel untuk membongkar tenda disampaikan kepada kami. Jawaban kami adalah kami juga ingin mereka mundur dari wilayah utara al-Ghajar, yang merupakan wilayah Lebanon. Kami telah mendaftarkan 18 kasus sabotase oleh Israel di perbatasan."
Sementara itu, Gerakan Muqawama Islam Lebanon (Hizbullah) Kami (6/7/2023) dalam sebuah statemen memperingatkan terkait pergerakan mencurigakan rezim Zionis di bagian utara distrik perbatasan al-Ghajar, dan menyatakan, bagian utara al-Ghajar adalah wilayah yang diakui secara resmi dan tanpa perdebatan oleh PBB sebagai bagian dari Lebanon.
Disebutkan bahwa pada hari Kamis ketegangan perbatasan antara Lebanon dan Israel mencapai puncak, dan berujung pada penembakan proyektil dari Lebanon selatan dan serangan artileri rezim Zionis di kawasan hutan dekat Kafr Shuba. (MF)