Anak-anak Gaza; Korban Utama Kejahatan Israel
(last modified Mon, 20 Nov 2023 13:50:27 GMT )
Nov 20, 2023 20:50 Asia/Jakarta
  • Anak-anak Gaza korban Kebengisan Israel
    Anak-anak Gaza korban Kebengisan Israel

Militer Israel dalam aksi kejahatannya pada hari Sabtu (18/11/2023) untuk kedua kalinya membombardir gedung sekolah al-Fakoura di Kamp Jabalia. Dalam kejahatan ini sedikitnya 200 orang gugur dan mayoritasnya adalah anak-anak.

Menurut berbagai laporan yang merilis korban di Jalur Gaza, anak-anak adalah korban utama kejahatan rezim penjajah al-Quds. Melihat statistik membuktikan hal ini. Lebih dari 12 ribu 300 orang syahid akibat serangan rezim Zionis, dimana lebih dari 5.100 anak-anak termasuk di antara para syuhada, yang berarti 42 persen dari para syuhada tersebut adalah anak-anak. Lebih dari 30.000 orang terluka, 70 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan. 3.750 orang hilang, 1.800 di antaranya adalah anak-anak. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengumumkan rata-rata setiap 10 menit, satu anak meninggal di Gaza dan 2 anak terluka. Selain itu, puluhan bayi prematur juga terancam meninggal karena kekurangan bahan bakar di rumah sakit.

Anak-anak Gaza

Poin pentingnya adalah rezim Zionis sengaja membombardir sekolah-sekolah di Gaza. Dalam waktu kurang dari 24 jam,  tiga sekolah telah dibom. Jumat malam lalu, tentara Zionis menargetkan sekolah al-Falah di selatan Jalur Gaza. Pada hari Sabtu, sekolah al-Fakoura di utara Gaza menjadi sasaran, dan sedikitnya 200 orang syahid, banyak di antaranya adalah anak-anak. Bersamaan dengan sekolah al-Fakoura, sekolah Tal al-Zaatar di Gaza utara juga dibom.

Peristiwa ini membuktikan bahwa rezim Zionis, yang tidak mencapai tujuannya dengan menargetkan rumah sakit dan pusat kesehatan di Gaza dan tidak ada berita tentang tahanan Israel atau terowongan Hamas di bawah rumah sakit, kini menjadikan sekolah sebagai tujuan serangannya.

Isu penting lainnya adalah serangan yang disengaja terhadap sekolah al-Fakoura di kamp Jabalia dilakukan dalam konteks sekolah ini berafiliasi dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), dan badan ini juga mengumumkan bahwa mereka setiap hari menginformasikan sekolah-sekolah dan pusat-pusat pengungsi kepada militer Zionis sehingga aman dari serangan. Adnan Abu Hasna, juru bicara UNRWA di Jalur Gaza, pekan lalu mengumumkan bahwa 50 sekolah yang berafiliasi dengan badan tersebut dibom.

Selain anak-anak Palestina yang menjadi korban utama perang dan kejahatan Zionis, banyak juga anak-anak yang selamat yang kehilangan orang tua dan anggota keluarganya akibat perang tersebut. Banyak dari mereka yang menderita penyakit dan tidak dapat memperoleh pengobatan karena berbagai alasan, termasuk penutupan pusat kesehatan akibat pengeboman dan kekurangan bahan bakar.

Tidak diragukan lagi, bahkan jika perang melawan Gaza berakhir sekarang, jumlah anak-anak yang syahid akan meningkat pesat. Pada saat yang sama, komunitas internasional masih hanya menjadi penonton, dan karena dukungan penuh Amerika Serikat, Prancis, Inggris dan Jerman terhadap rezim Zionis, praktis tidak mungkin untuk mengambil tindakan terhadap Zionis dan menghentikan pembunuhan anak-anak. (MF)