Transformasi Asia Barat, 2 Desember 2023
-
Itamar Ben Gvir
Transformasi di negara-negara Asia Barat pekan lalu diwarnai sejumlah isu penting di antaranya; Menteri Ekstrem Netanyahu Tolak Perjanjian Gencatan Senjata Permanen di Gaza.
Masih ada isu lain dari berbagai negara Asia Barat seperti;
- Serangan Baru Tentara Israel di Gaza Gugurkan Ratusan Orang Palestina
- Balas Agresi Israel, Brigade Al-Qassam Tembakkan Roket ke Tel Aviv
- Hizbullah: Perlawanan Tidak akan Biarkan Zionis Raih Tujuannya di Gaza
- Bulan Sabit Merah Palestina: Israel Jegal Bantuan Kemanusiaan Masuk Gaza
- Yaman Peringatkan AS, untuk Keluar dari Perairan dan Wilayahnya
- Menlu Yordania: Israel Diuntungkan Sikap Diam DK-PBB
- Qatar: Kami Berharap Gencatan Senjata di Gaza akan Diperpanjang
Menteri Ekstrem Netanyahu Tolak Perjanjian Gencatan Senjata Permanen di Gaza
Dua menteri garis keras dan ekstrem dalam kabinet koalisi pimpinan Benjamin Netanyahu mengancam akan membubarkan kabinet jika terjadi gencatan senjata permanen di Gaza.
Kantor berita Palestina, Sama hari Selasa (28/11/2023) Itamar Ben Gvir, Menteri Keamanan Dalam Negeri Rezim Zionis, mengatakan, "Penghentian perang di Gaza berarti pembubaran dan runtuhnya pemerintah Israel."

Bezalel Smotrich, Menteri Keuangan dan tokoh garis keras di kabinet Netanyahu juga mengungkapkan, "Jika Israel dan Palestina mencapai gencatan senjata permenen di Jalur Gaza, saya akan mengundurkan diri dari pemerintahan dan akibatnya kabinet akan dibubarkan,".
Ancaman kedua pejabat kabinet Netanyahu ini muncul di tengah spekulasi bahwa pihak-pihak yang bertikai, bersama dengan Amerika Serikat dan Qatar, berupaya memperluas gencatan senjata di Gaza.
Kanal 12 televisi rezim Zionis mengumumkan bahwa David Barnea, Direktur Mossad telah tiba di Doha dan ada kemungkinan untuk memperluas perjanjian pertukaran tahanan setelah berakhirnya masa perjanjian gencatan senjata saat ini.
Kantor berita Reuters juga melaporkan bahwa Direktur CIA dan Mossad dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammad bin Abdulrahman Al Thani untuk membahas perpanjangan perjanjian gencatan di Jalur Gaza.
Menurut sumber Reuters, pejabat dari Mesir juga telah melakukan perjalanan ke Qatar untuk berpartisipasi dalam pertemuan ini.
Negosiasi baru-baru ini, yang dimediasi oleh Doha, menghasilkan gencatan senjata sementara selama empat hari, termasuk pembebasan tahanan antara rezim pendudukan Zionis dan perlawanan Palestina di Gaza.
Gencatan senjata ini dimulai pada hari Jumat dan berakhir pada Senin malam, namun diperpanjang selama 2 hari lagi dengan upaya mediator Qatar, Mesir dan Amerika Serikat.
Serangan Baru Tentara Israel di Gaza Gugurkan Ratusan Orang Palestina
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan sejak Jumat pagi sebanyak 178 orang gugur, dan 589 orang luka-luka akibat serangan baru militer rezim Zionis di jalur Gaza setelah gencatan senjata.
Pertempuran sengit terjadi antara pasukan perlawanan Palestina dan militer Zionis di Tel Al-Hawa, Al-Nasr, sebelah utara kamp Shaati dan daerah Sheikh Ridwan di Kota Gaza.

Setelah sekitar 50 hari, rezim Zionis dan Hamas menyetujui gencatan senjata selama 4 hari dengan mediasi Qatar, yang dimulai setelah Jumat lalu dan diperpanjang dua kali selama tiga hari.
Fokus utama perjanjian ini mengenai pertukaran tahanan dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Setelah 7 hari dan berakhirnya gencatan senjata, rezim Zionis kembali melancarkan serangan terhadap Jalur Gaza.
Kantor Perdana Menteri rezim Zionis, Benjamin Netanyahu hari Jumat mengklaim bahwa gerakan Hamas tidak menjalankan tugasnya berdasarkan rencana pembebasan perempuan tawanan rezim Zionis dan menembakkan roket ke wilayah pendudukan.
Klaim ini dibuat ketika Hamas bukan hanya membebaskan para tawanan Zionis sesuai perjanjian,bahkan para tahanan yang dibebaskan pun memuji para pejuang Hamas atas perlakuan yang mereka terima selama menjadi sandera.
Balas Agresi Israel, Brigade Al-Qassam Tembakkan Roket ke Tel Aviv
Brigade Al Qassam mengumumkan serangan roket terhadap Tel Aviv dan pemukiman Zionis yang berdekatan dengan Gaza.
Kantor berita Palestina, Shahab melaporkan, Brigade Ezzeddine Al-Qassam, Sayap Militer Hamas Jumat (1/12/2023) mengumumkan serangan roket ke Tel Aviv dan permukiman Zionis yang berdekatan dengan Gaza sebagai tanggapan atas kejahatan yang dilakukan rezim Zionis di Gaza.

Menurut laporan ini, mereaksi serangan rudal Al-Qassam di Tel Aviv, srine peringatan bahaya dibunyikan di sebagian besar wilayah pendudukan, termasuk pemukiman Zionis di sekitar Gaza dan Holon.
Pada hari pertama setelah berakhirnya gencatan senjata di Gaza, tentara Israel melanjutkan serangan habis-habisan terhadap warga Palestina di jalur Gaza dan membunuh lebih dari 170 orang warga sipil.
Menanggapi kejahatan ini, pasukan perlawanan Palestina dan Lebanon menargetkan konsentrasi tentara Zionis.
Hizbullah: Perlawanan Tidak akan Biarkan Zionis Raih Tujuannya di Gaza
Wakil Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah Lebanon menekankan bahwa dimulainya kembali agresi rezim Zionis terhadap Gaza adalah keputusan Amerika Serikat, tapi Perlawanan tidak akan pernah membiarkan Zionis meraih tujuannya di Gaza.
Rezim Zionis memulai babak baru serangan ke jalur Gaza pada hari Jumat yang berlajut hingga kini.

Seikh Ali Damoush, Wakil Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah Lebanon menanggapi dimulainya kembali agresi rezim Zionis di Gaza hari Sabtu (1/12/2023) mengumumkan, "Rezim Zionis telah melanjutkan agresi terhadap jalur Gaza dengan keputusan Amerika Serikat, tapi opini publik dunia tidak akan lagi tertipu oleh Amerika Serikat,".
"Perang di Gaza adalah perang Amerika melawan rakyat Palestina sejak awal, dan semua posisi Amerika serta jalannya peristiwa perang membuktikan fakta ini," ujar Sheikh Damoush.
"Upaya Amerika untuk memperbaiki citranya di hadapan opini publik dengan berpura-pura tidak menargetkan warga sipil dan memberikan bantuan ke Gaza tidak akan bisa menipu siapa pun," tegasnya.
Wakil Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah Lebanon menekankan, "Seiring dimulainya kembali agresi rezim Zionis terhadap Jalur Gaza, kali ini dunia harus menyatakan pendapatnya dengan tegas dan memberikan tekanan pada Amerika untuk menghentikan perang ini,".
"Perlawanan di Gaza dan seluruh kawasan tidak akan pernah membiarkan Israel meraih tujuannya dalam perang ini dan perlawanan juga tidak akan pernah membiarkan Amerika dan Israel berada di atas angin di kawasan," papar Sheikh Damoush.
Bulan Sabit Merah Palestina: Israel Jegal Bantuan Kemanusiaan Masuk Gaza
Bulan Sabit Merah Palestina mengumumkan bahwa rezim Zionis menjegal masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Menurut laporan Al-Mayadeen hari Sabtu (2/12/2023), Bulan Sabit Merah Palestina mengumumkan bahwa rezim Zionis mencegah masuknya konvoi bantuan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza melalui penyeberangan Rafah.
Menurut laporan media Palestina, penyeberangan Rafah ditutup total dan dievakuasi dari kedua sisi, dan truk yang berada di sisi Mesir berbalik arah.
Pada hari Jumat, hari pertama sejak berakhirnya gencatan senjata di Gaza, pasukan Israel melanjutkan serangan habis-habisan terhadap warga sipil Palestina di jalur Gaza yang menggugurkan lebih dari 178 warga Palestina.
Menanggapi kejahatan ini, pasukan perlawanan Palestina dan Lebanon menargetkan tentara Zionis.
Yaman Peringatkan AS, untuk Keluar dari Perairan dan Wilayahnya
Ketua Dewan Tinggi Politik Yaman mengatakan, segala bentuk tindakan yang memicu ketegangan, dan mengancam kepentingan bangsa Yaman, berarti pengumuman perang.
Mahdi Al Mashat, Rabu (29/11/2023) seperti dikutip TV Al Mayadeen, memperingatkan Amerika Serikat, dan menuntut negara itu untuk mengubah sikap permusuhan terhadap Yaman.
Pada saat yang sama, Al Mashat, menyampaikan selamat kepada rakyat Palestina, dan seluruh bangsa dunia yang membantu Gaza, atas operasi-operasi heroik Perlawanan Palestina.
"Saya meminta Washington, untuk melakukan perubahan mendasar pada sikap permusuhannya terhadap Yaman, karena sikap semacam itu tidak menguntungkan kawasan," imbuhnya.
Ketua Dewan Tinggi Politik Yaman menambahkan, "Segala bentuk tindakan AS yang memicu ketegangan terhadap kepentingan bangsa kami berarti pengumuman perang, dan kami akan meresponsnya."
Mahdi Al Mashat menegaskan, "Saya peringatkan soal mendengarkan para pedagang perang, dan saya menuntut penyusunan program implementasi, dan dimulainya penanganan kasus tahanan, serta pencabutan pembatasan pelabuhan-pelabuhan, juga implementasi langkah praktis penarikan pasukan dari wilayah darat, dan perairan kami sesegera mungkin."
Menlu Yordania: Israel Diuntungkan Sikap Diam DK-PBB
Menteri Luar Negeri Yordania menyatakan bahwa rezim Zionis menganggap diamnya Dewan Keamanan sebagai upaya untuk menutupi kejahatannya.

Menurut Al Jazeera, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman al-Safadi dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB Rabu (29/11/2023) malam menanggapi langkah sejumlah negara yang menyebut kejahatan Israel dibenarkan dengan alasan pembelaan diri, dengan mengatakan, "Siapa pun yang mencari keamanan rakyatnya tidak akan menduduki tanah negara lain dan memenjarakan anak-anak mereka."
"Yordania dan beberapa negara Arab menyampaikan rencana lengkap untuk mewujudkan perdamaian komprehensif agar Palestina dan Israel dapat menikmati keamanan," ujar Al Safadi.
"Cara mencapai perdamaian adalah dengan mengeluarkan resolusi yang mengikat di Dewan Keamanan PBB untuk mengakui negara Palestina dengan Quds sebagai ibu kotanya," tegas Menlu Yordania.
Al-Safadi menilai rezim Zionis telah gagal dalam upaya mencapai perdamaian selama beberapa dekade terakhir, terutama, 30 tahun terakhir.
"Pendudukan dan perdamaian adalah hal yang berlawanan dan kami mencari perdamaian yang komprehensif dan adil," papar Al-Safadi
Menteri Luar Negeri Yordania juga menekankan bahwa solidaritas terhadap bangsa Palestina harus nyata dan mengarah pada berakhirnya pertumpahan darah di Gaza dan Tepi Barat.
Ia menambahkan bahwa perdamaian adalah hak semua negara di kawasan ini, dan tanggung jawab untuk mewujudkannya berada di tangan komunitas internasional.
Pekan lalu, rezim Zionis menerima kekalahan dalam operasinya menghadapi perlawanan Palestina.
Gencatan senjata empat hari antara rezim Zionis dan gerakan perlawanan Hamas di Jalur Gaza dimulai pada hari Jumat pukul 07.00 waktu setempat.
Qatar: Kami Berharap Gencatan Senjata di Gaza akan Diperpanjang
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan, "Pada hari ketiga penerapan gencatan senjata di Gaza, terdapat perkembangan positif mengenai hal ini dan kami berharap gencatan senjata di Gaza dapat diperpanjang,".
Gencatan senjata empat hari antara rezim Zionis dan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) di Jalur Gaza dimulai pada hari Jumat pukul 7 pagi.
Menurut Al Jazeera, Majid Al Ansari, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar hari Minggu (26/11/2023) menyinggung gencatan senjata Gaza dengan mengatakan, "Kami berharap frekuensi dan keseriusan pembebasan tahanan dalam tiga hari ini dan perjanjian empat hari ini akan memungkinkan kami untuk memperpanjang gencatan senjata. Mari kita berdiskusi lebih serius mengenai hari-hari yang tersisa,".
Beberapa menit kemudian, jaringan ini melaporkan bahwa Batalion Ezzeddin al-Qassam, sayap militer Hamas telah memulai proses penyerahan kelompok tahanan Israel yang kedua ke Palang Merah Internasional.
Belum lama ini, gerakan Hamas menyerahkan 13 tahanan Israel dan 7 warga negara asing ke Palang Merah Internasional.