Bulan Suci Ramadan di Gaza dan Jenin, di Tengah Gemuruh Buldoser Israel
Mar 02, 2025 21:33 Asia/Jakarta
Parstoday – Bulan suci Ramadan, tahun ini tiba di tengah situasi sulit ekonomi dan sosial akibat blokade terhadap rakyat Palestina di Jenin, Tepi Barat, dan serangan Israel, ke kamp pengungsi serta perusakan rumah-rumah warga.
Buldoser-buldoser Israel, merusak jalan utama dan jalan sekunder kamp pengungsi Jenin, di Tepi Barat, dan serangan pasukan Israel, ke kamp ini menyebabkan sekitar 40.000 warga Palestina mengungsi.
Seorang pengungsi Palestina, kepada TV Alalam mengatakan, “Saya menanti untuk bisa kembali ke rumah. Zionis mengira bisa menghancurkan tekad rakyat Palestina dengan memaksanya mengungsi, tapi mereka keliru. Di tengah gempuran serangan Israel, kami tetap ingin kembali ke tempat kelahiran. Jenin bukan milik mereka, tapi milik rakyat Palestina.”
Rezim Zionis hari Sabtu (1/3/2025) melanjutkan operasi perusakan atas rumah-rumah warga di kamp Nour Shams, di timur Tulkarm, utara Tepi Barat, dan buldoser-buldoser rezim ini telah menghancurkan hampir 30 unit rumah di dalam kamp pengungsian itu.
Hamas Mengecam Serangan ke Tepi Barat
Gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas, mengecam perusakan rumah-rumah warga Palestina, di kamp pengungsian Nour Shams, oleh Israel, dan menyebut aksi ini sebagai pelanggaran tegas atas hukum internasional, dan kejahatan perang.
Hamas menegaskan, aksi militer Rezim Zionis, dilakukan bersamaan dengan statemen para pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri dan Menteri Perang, yang menunjukkan bahwa serangan ini sudah direncanakan matang sebelumnya dengan maksud mengusir paksa warga Palestina dari kamp-kamp pengungsian di utara Tepi Barat.
Buka Puasa Bersama Rakyat Gaza di Tengah Reruntuhan Akibat Perang
Warga Palestina di Jalur Gaza, hari Sabtu (1/3/2025) hari pertama bulan suci Ramadan di wilayah itu, melakukan buka puasa bersama di tengah reruntuhan rumah mereka, dan di tengah kesedihan akibat kehilangan anggota keluarga mereka.
Di utara Jalur Gaza, di mana seluruh tempat tinggal hancur, warga Palestina, berlindung di tenda-tenda yang sangat sederhana, dan berbuka dengan makanan seadanya yang kebanyakan adalah makanan kaleng.
Situasi semacam ini juga dapat disaksikan di kota Khan Yunis, selatan Jalur Gaza, dimana ribuan pengungsi Palestina, terpaksa berbuka di tenda-tenda di tengah kelangkaan air minum dan makanan.
Orang-orang yang selamat dari genosida di Gaza, membagikan makanan kepada sejumlah orang yang membutuhkan, dan para pemuda sukarelawan juga membagikan kurma dan air minum kepada mereka yang akan berbuka puasa.
Di kota Rafah, selatan Jalur Gaza, dan wilayah Shujaiyah, masyarakat Palestina melakukan buka puasa bersama, dan diikuti oleh ratusan pengungsi di tengah reruntuhan rumah mereka yang hancur akibat perang Israel.
Pada saat yang sama, warga Palestina berusaha membangun kembali kehidupan yang penuh harapan, dan dengan memasang lentera di dinding-dinding reruntuhan rumah mereka, berusaha menemukan secercah harapan di tengah reruntuhan. (HS)
Tags