Koalisi Senyap: Kisah di Balik Layar Kerja Sama Keamanan Israel-Arab
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i178128-koalisi_senyap_kisah_di_balik_layar_kerja_sama_keamanan_israel_arab
Sebuah media Amerika mengungkapkan, berdasarkan dokumen bocoran dari Gedung Putih, rincian pembentukan dan perluasan struktur keamanan-militer antara rezim Zionis dan negara-negara Arab di kawasan yang difasilitasi oleh Komando Pusat Pasukan Amerika Serikat (CENTCOM) selama tiga tahun terakhir.
(last modified 2025-10-12T10:01:40+00:00 )
Okt 12, 2025 16:30 Asia/Jakarta
  • Koalisi Senyap: Kisah di Balik Layar Kerja Sama Keamanan Israel-Arab

Sebuah media Amerika mengungkapkan, berdasarkan dokumen bocoran dari Gedung Putih, rincian pembentukan dan perluasan struktur keamanan-militer antara rezim Zionis dan negara-negara Arab di kawasan yang difasilitasi oleh Komando Pusat Pasukan Amerika Serikat (CENTCOM) selama tiga tahun terakhir.

Tehran, Pars Today- Dokumen Amerika menunjukkan bahwa para pejabat rezim Zionis dan negara-negara Arab di kawasan, selama konflik di Asia Barat termasuk perang Gaza, telah mengadakan berbagai pertemuan dan pelatihan dengan bantuan CENTCOM tentang ancaman kawasan, Iran, serta terowongan bawah tanah di Gaza.

Harian Washington Post pada hari Sabtu menulis,“Dokumen Amerika menunjukkan bahwa negara-negara Arab, meskipun mengutuk perang di Gaza, secara diam-diam memperluas kerja sama keamanan mereka dengan Israel. Hubungan militer ini sempat menghadapi krisis setelah serangan Israel terhadap Qatar pada bulan September, tetapi kini memainkan peran kunci dalam pengawasan pelaksanaan gencatan senjata di Gaza.”

Menurut laporan itu, dalam tiga tahun terakhir, pejabat militer senior rezim Zionis dan enam negara Arab dengan fasilitasi Amerika telah mengadakan serangkaian pertemuan terencana di Bahrain, Mesir, Yordania, dan Qatar.

Lebih lanjut, laporan tersebut menyinggung sinyal positif dari negara-negara Arab untuk mendukung rencana perdamaian yang diusulkan oleh Presiden Amerika Donald Trump untuk Gaza, yang tahap pertamanya telah dilaksanakan sejak Jumat lalu setelah kesepakatan antara pihak-pihak yang berperang. Disebutkan,“Qatar, yang ibu kotanya diserang rudal Israel pada 9 September, merupakan salah satu negara yang diam-diam memperkuat hubungan dengan militer Israel di belakang layar.”

Dokumen tersebut mengungkapkan bahwa pejabat tinggi Israel dan Arab mengadakan pertemuan di Pangkalan Udara Al-Udeid milik Amerika di Qatar pada Mei 2024. Sebuah dokumen yang disusun dua hari sebelum pertemuan itu menunjukkan bahwa delegasi Israel direncanakan terbang langsung ke pangkalan tersebut untuk menghindari kemungkinan terlihat oleh publik dan melewati pintu masuk sipil Qatar.

Lima berkas PowerPoint milik CENTCOM, yang diperoleh oleh Konsorsium Jurnalis Investigatif Internasional dan juga dilihat oleh Washington Post, menjelaskan secara rinci pembentukan apa yang oleh militer Amerika disebut “struktur keamanan regional”. Struktur ini, selain Israel dan Qatar, mencakup Bahrain, Mesir, Yordania, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Dokumen tersebut juga menyebut Kuwait dan Oman sebagai “mitra potensial” yang diberi informasi tentang seluruh pertemuan.

Laporan itu menambahkan,“Berkas PowerPoint itu diklasifikasikan sebagai rahasia dan hanya diberikan kepada mitra dalam struktur ini, serta dalam beberapa kasus kepada aliansi Five Eyes (Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris, dan Amerika Serikat). Dokumen-dokumen ini disusun antara tahun 2022 hingga 2025, yakni sebelum dan sesudah pecahnya perang Gaza.”

Media Amerika itu melanjutkan dengan mengungkapkan rincian lebih lanjut, “Salah satu pertemuan yang diadakan pada Januari 2025 di Pangkalan Fort Campbell, dekat Nashville, mencakup sesi pelatihan di mana militer Amerika mengajarkan kepada para mitranya cara mendeteksi dan menetralkan ancaman dari terowongan bawah tanah — salah satu senjata utama Hamas melawan militer Israel di Gaza. Dokumen lain menunjukkan bahwa enam negara mitra mengikuti kursus pelatihan penghancuran terowongan bawah tanah, meskipun nama negara-negara itu tidak disebutkan.”

Personel CENTCOM juga memimpin pertemuan perencanaan operasi intelijen untuk melawan narasi Iran, yang disebut sebagai “pelindung kawasan bagi bangsa Palestina.” Salah satu dokumen tahun 2025 juga menyebut pembahasan mengenai “penyebaran narasi bersama tentang kemakmuran dan kerja sama regional.”

Dokumen-dokumen itu, dengan mempertimbangkan sensitivitas politik, menegaskan bahwa kemitraan ini “tidak membentuk aliansi baru” dan seluruh pertemuan “akan diadakan secara rahasia.”

Washington Post menulis bahwa kerja sama militer Arab-Israel dalam struktur tersebut menunjukkan bagaimana fokus utama proyek ini — yaitu program pertahanan udara untuk menghadapi rudal dan drone Iran — telah berkembang dari sekadar konsep menjadi kenyataan dalam tiga tahun terakhir. Israel dan negara-negara Arab menyetujui rencana itu dalam konferensi keamanan tahun 2022, berkomitmen untuk melaksanakan latihan militer gabungan dan memperoleh peralatan yang diperlukan.

Menurut dokumen bocoran itu, hingga tahun 2024 CENTCOM telah berhasil menghubungkan para mitra dalam struktur ini ke sistemnya sendiri, yang memungkinkan mereka berbagi data radar dan sensor dengan militer Amerika, dan sebagai gantinya memperoleh akses ke data gabungan dari mitra lain. Namun, sistem pertahanan ini tidak mengambil tindakan apa pun untuk melindungi Qatar dari serangan Israel terhadap Doha pada 9 September.

Sebuah dokumen penjelasan juga menyebutkan bahwa enam dari tujuh anggota struktur keamanan ini menerima citra udara rinci kawasan melalui sistem Kementerian Pertahanan Amerika, dan dua negara berbagi data radar mereka melalui satu skuadron Angkatan Udara AS. Para mitra ini juga terhubung dengan sistem komunikasi aman milik Amerika untuk berinteraksi satu sama lain dan dengan militer AS.

Washington Post menambahkan,“Arab Saudi memainkan peran aktif di antara negara-negara Arab dalam koordinasi keamanan ini dan berbagi informasi dengan mitra Israel dan Arab lainnya tentang berbagai isu keamanan.”(PH)