Belajar Menjaga Puasa di Bulan Ramadhan 3
یَا أَیُّهَا الَّذِینَ آمَنُواْ کُتِبَ عَلَیْکُمُ الصِّیَامُ کَمَا کُتِبَ عَلَى الَّذِینَ مِن قَبْلِکُمْ لَعَلَّکُمْ تَتَّقُونَ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. 2: 183)
Al-Quran, Hadis dan ucapan para ulama telah banyak membicarakan tentang filsafat dan hikmah puasa. Al-Quran ketika menjelaskan hukum wajibnya puasa, satu dari hikmahnya adalah takwa.
Allah Swt berfirman:
یَا أَیُّهَا الَّذِینَ آمَنُواْ کُتِبَ عَلَیْکُمُ الصِّیَامُ کَمَا کُتِبَ عَلَى الَّذِینَ مِن قَبْلِکُمْ لَعَلَّکُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. 2: 183)
Puasa merupakan perilaku paling baik dalam mengontrol naluri hewani yang ada dalam diri manusia dan menghidupkan semangat ketakwaan. Dalam riwayat disebutkan, "Puasa merupakan perisai api neraka." Yakni, dengan perantara puasa yang dilakukan manusia, ia akan aman dari api Jahannam. Karena manusia dengan ketaatan dan ibadah serta menguasai desakan syahwat lalu mengontrolnya pada akhirnya akan menguasai setan yang berada di dalam dan luar dirinya. Itulah mengapa Rasulullah Saw bersabda, "Para setan di belenggu di bulan Ramadhan, Oleh karenanya, memohonlah kepada Allah agar mereka tidak menguasai kalian."
Apa yang memaksa manusia melakukan perbuatan buruk pada tingkat pertama adalah Nafsu Amarah (nafsu yang selalu memerintahkan pada keburukan) dan hawa nafsu manusia. Sejatinya, bila setan ingin menipu manusia, maka yang dilakukan lewat Nafsu Amarah. Di bulan Ramadhan umat Islam melaksanakan ibadah puasa, bermunajat dan beribadah dengan tujuan memperbaiki akhlak dan keyakinannya. Begitu juga mereka memperbaiki perilaku sosial keagamaannya.
Segala ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan pada dasarnya untuk mengurangi peran Nafsu Amarah, sehingga jalur yang dipakai oleh setan untuk menggoda manusia semakin terbatas.
Sesuai dengan ayat-ayat al-Quran, setan telah bersumpah untuk menyesatkan semua manusia, kecuali mereka yang ikhlas. Dengan demikian, setiap orang yang memohon kepada Allah dengan ikhlas dan menganugerahkannya keikhlasan, maka setan tidak punya jalan untuk menggodanya. Karena sebagaimana air tidak akan pernah berkumpul dengan api, zikir kepada Allah juga tidak bisa bersanding dengan godaan setan. Keduanya saling menafikan dan kontradiksi. Oleh karenanya, makna dari terbelenggunya tangan dan kaki setan adalah di bulan Ramadhan zikir dan mengingat Allah sedemikian banyaknya, sehingga tidak ada tempat bagi setan.