Mesir Tingkatkan Tekanan Terhadap Qatar
Mesir, yang bergabung dengan blok negara-negara pemboikot Qatar yang dipimpin Saudi, menyatakan akan mengakhiri ketentuan bebas visa dengan negara tersebut dan akan terus menuntut Doha memenuhi 13 tuntutan yang diberikan kelompok tersebut.
"Tidak masuk akal untuk terus membuat pengecualian bagi Qatar dan memberinya hak istimewa mengingat kondisi saat ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ahmed Abu Zeid, merujuk pada ketentuan bebas visa.
Meskipun ketentuan bebas visa yang baru akan menetapkan pengecualian kepada warga Qatar dengan ibu-ibu Mesir, mereka yang menikah dengan warga Mesir, dan Qatar belajar di Mesir, namun ini menandai langkah terbaru dari blok tersebut untuk semakin menekan Doha.
Blok yang terdiri dari Arab Saudi, Bahrain, Mesir, dan Uni Emirat Arab, memutuskan hubungan diplomatik dan memblokade semua rute darat, laut, dan udara dengan Qatar pada 5 Juni, menuduh Qatar mendukung terorisme. Doha menolak tuduhan tersebut.
Mereka kemudian mengeluarkan 13 butir daftar tuntutan agar Doha bertemu agar hubungan dapat dipulihkan. Di antara mereka adalah bahwa Qatar mengakhiri dukungannya terhadap partai oposisi terbesar di Mesir, Ikhwanul Muslimin, menutup pangkalan militer Turki di wilayahya, memutus hubungan dengan Iran, dan "memberi kompensasi" kepada negara-negara pemberlaku sanksi untuk kerugian yang tidak terprediksi.
Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry, juga mengatakan kepada rekannya Kuwait dalam sebuah pertemuan di Kairo pada hari Senin bahwa Mesir tetap menekankan tuntutan sebelumnya dan akan terus mempertahankan sanksi terhadap Doha. Kuwait dalam friksi internal Arab ini bertindak selaku mediator antara Qatar dan keempat negara Arab.(MZ)