IPU; Ajang Protes Anti Israel
Ketua parlemen Kuwait, Marzouq al-Ghanim di sidang Inter Parliamentary Union (IPU) di Rusia menuding delegasi Israel sebagai penjajah dan pembantai anak serta menuntut delegasi tersebut diusir dari sidang.
Di sidang ini, Marzouq al-Ghanim memprotes pidato salah satu anggota Knesset dan meminta delegasi Israel meninggalkan pertemuan.
Protes dan pidato Marzouq al-Ghanim mendapat sambutan peserta dan hal ini juga menuai liputan luas media.
Pada akhirnya delegasi parlemen Israel terpaksa keluar dari sidang IPU yang digelar di kota Saint Petersburg, Rusia selama proses peratifikasian laporan khusus terkait kondisi tawanan anggota parlemen Palestina di penjara-penjara rezim Zionis.
Laporan yang disusun komisi HAM IPU meminta Israel segera membebaskan anggota parlemen Palestina yang ditahan di penjara rezim ini. Laporan ini juga memprotes penahanan administrasi anggota parlemen Palestina.
Sidang ke 137 Majelis Umum IPU digelar di kota Saint Petersburg, Rusia sejak Sabtu 14 Oktober dan dihadiri oleh para ketua parlemen dan petinggi 171 negara.
Reaksi yang terus meningkat terhadap rezim Zionis dan domainnya melebar ke berbagai organisasi internasional menunjukkan kedalaman akan kebencian dunia terhadap rezim penjajah dan ilegal ini serta keterkucilan Israel di tingkat internasional. Penekanan internasional atas dukungan terhadap hak rakyat Palestina dan pengambilan keputusan anti rezim Zionis sama halnya dengan berakhirnya sikap masif global terhadap Tel Aviv.
Kesadaran yang terus meningkat opini publik terhadap perilaku bengis Israel terhadap warga tertindas Palestina mendorong arus penentangan rakyat terhadap rezim penjajah al-Quds ini semakin besar. Perilaku brutal Israel terhadap tahanan Palestina dan pembantaian anak-anak yang tercatat sebagai pelanggaran terhadap konvensi internasional memicu gelombang reaksi internasional.
Di kondisi seperti ini, mayoritas negara dunia termasuk negara-negara Arab Teluk Persia, meski sejumlah pemimpin Arab di kawasan ini memiliki hubungan terang-terangan atau rahasia dengan Israel, terus mengawasi dengan sensitif perilaku rezim arogan tersebut dan mereka berencana menunjukkan reaksi serius.
Sikap seperti ini membuat petinggi negara-negara Arab Teluk Persia yang berminat memperluas hubungan dengan Israel lebih berhati-hati. Kerasnya kritik dan protes opini publik di negara-negara Arab Teluk Persia terkait kehadiran delegasi Israel di sejumlah negara Arab termasuk di Uni Emirat Arab, juga memicu reaksi dari sejumlah negara lainnya.
Pemboikotan pertemuan internasional energi di Uni Emirat Arab oleh Departemen Energi Kuwait sekitar empat tahun lalu karena kehadiran delegasi Israel, dapat dicermati dalam koridor ini.
Reaksi global yang terus meningkat terhadap rezim Zionis Israel merupakan indikasi bahwa meski berlalu tujuh dekade dari pembentukan rezim ilegal ini, Israel masih tetap tidak mampu melegalkan eksistensinya meski telah melancarkan beragam metode dan trik.
Rezim Zionis semakin hari kian dibenci dunia dan opini publik dengan berbagai cara menunjukkan kebenciannya tersebut. Penentangan luas akan kehadiran rezim ini di sidang IPU di Rusia dapat dikaji dalam koridor ini. (MF)