Deputi Menlu Suriah Mengungkap Hubungan Barat dengan Teroris
(last modified Sat, 12 Dec 2020 04:12:25 GMT )
Des 12, 2020 11:12 Asia/Jakarta
  • Bashar al-Jaafar, Deputi Menteri Luar Negeri dan Perwakilan Tetap Suriah untuk PBB
    Bashar al-Jaafar, Deputi Menteri Luar Negeri dan Perwakilan Tetap Suriah untuk PBB

Deputi Menteri Luar Negeri dan Perwakilan Tetap Suriah untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyoroti peran Barat dalam mendukung teroris dan meminta Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) untuk tidak menjadi alat politik Barat.

Bashar al-Jaafari mengangkat masalah ini pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat (11/12/2020) tentang masalah kimia Suriah. Demikian dilaporkan IRNA, Sabtu (12/12/2020).

Dia mencatat bahwa Suriah telah memenuhi semua kewajiban yang bersumber dari bergabung dengan Konvensi Senjata Kimia 2013, dan menekankan perlunya menutup dokumen senjata kimia dan menghapusnya dari lingkaran permainan politik dan informasi media yang salah.

Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW)

Deputi Menlu Suriah juga meminta OPCW untuk menahan diri dari mempolitisasi substansinya di bidang teknis, yang merusak kepercayaan dan kredibilitasnya, seraya menambahkan bahwa Organisasi Pelarangan Senjata Kimia telah menjadi alat dalam permainan geopolitik yang dipimpin AS.

"Negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, telah menggunakan organisasi ini sebagai alat untuk melanggar kewajiban mereka dalam menjalankan program politik mereka. Suriah tidak menggunakan senjata kimia dan masih berkomitmen untuk bekerja sama dengan OPCW, sekretariat teknisnya, dan tim penilai untuk menyelesaikan semua masalah yang belum terselesaikan sehingga kasus tersebut dapat segera ditutup dan dikeluarkan dari lingkaran permainan politik dan informasi yang salah," ungkap al-Jaafari.

Bashar al-Jaafari menyesalkan bahwa meskipun Suriah sudah bekerja sama dengan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia dan timnya, negara-negara Barat tetap memberikan gambaran palsu tentang kerja sama Suriah dengan tim penilai dan dengan sengaja mengabaikan kemajuan yang dibuat demi mempertahankan kasus tersebut.

Wakil Tetap Suriah untuk PBB merujuk pada skandal Belanda yang memberikan jutaan dolar kepada sekitar 22 kelompok teroris, dan mengatakan bahwa negara-negara Barat yang secara keliru mengaku prihatin terhadap rakyat Suriah dan terus mendukung dan melindungi organisasi teroris yang bertanggung jawab atas penderitaan rakyat Suriah.

Dia mencatat bahwa Belanda adalah negara Eropa kedua setelah Belgia, yang memiliki andil terbesar dalam jumlah teroris yang pergi ke Suriah dan Irak untuk berperang bersama organisasi-organisasi teroris.