Penurunan Migrasi Yahudi ke Israel
(last modified Wed, 18 May 2016 09:20:48 GMT )
May 18, 2016 16:20 Asia/Jakarta
  • Penurunan Migrasi Yahudi ke Israel

Kementerian Imigrasi Israel telah melakukan banyak upaya untuk mendorong migrasi warga Yahudi dari negara-negara dunia ke Palestina pendudukan. Namun statistik mencatat penurunan 16 persen jumlah warga Yahudi yang pindah ke tanah pendudukan.

Surat kabar Haaretz pada Selasa (17/5/2016) menulis bahwa Badan Yahudi mencatat penurunan yang signifikan migrasi warga Yahudi ke Israel dalam empat bulan pertama tahun 2016.

 

Penurunan tersebut paling menonjol di Ukraina dan Perancis, dua negara yang selama ini menjadi pemasok utama imigran ke Israel dalam beberapa tahun terakhir. Angka yang signifikan ini mengindikasikan kegagalan kebijakan rezim Zionis untuk menyerap pendatang baru.

 

Di wilayah pendudukan sendiri, Israel menghadapi gelombang eksodus warga Yahudi dari tanah pendudukan. Imigrasi terbalik meningkat tajam selama satu dekade lalu akibat kekacauan sosial di Palestina pendudukan sebagai dampak dari kebijakan agresif Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

 

Imigran Yahudi di Palestina pendudukan berupaya untuk kembali ke negara asal mereka dalam beberapa tahun terakhir. Israel sejak awal menduduki Palestina adalah sebuah rezim yang tidak punya wilayah dan penduduk. Oleh karena itu, perekrutan Yahudi dunia dan penempatan mereka di tanah pendudukan dengan status warga Israel, telah menjadi kebijakan permanen bagi rezim Zionis.

 

Para pakar ekonomi rezim Zionis memperkirakan bahwa resesi ekonomi, penurunan upah, dan protes sosial di masyarakat Israel, akan memacu tren eksodus ke luar negeri dan imigrasi terbalik.

 

Warga Yahudi pindah ke Palestina pendudukan dengan janji-janji manis dan kehidupan di surga yang dijanjikan, tapi mereka sekarang tidak memiliki rasa aman dan tidak punya lapangan kerja serta menghadapi diskriminasi kelas sosial dan kasus korupsi.

 

Penempatan imigran Yahudi di distrik-distrik Zionis di wilayah pendudukan juga telah menambah masalah mereka. Imigran yang menyandang gelar sarjana dipandang sebagai warga kelas dua di Israel. Mereka juga ditempatkan di rumah-rumah sederhana di Baitul Maqdis dan Tepi Barat.

 

Protes terhadap kondisi sosial, gelandangan, pengangguran, kemiskinan, dan kriminalitas, telah menjadi alasan utama anjloknya migrasi Yahudi ke Israel dan masalah ini bahkan membuat kabinet Netanyahu terancam bubar.

 

Dinas Intelijen AS sebelumnya memperingatkan bahwa lebih dari dua juta warga Zionis yang memegang kartu hijau akan memasuki Amerika dalam 15 tahun ke depan. Di samping penurunan kelahiran Yahudi dan peningkatan kesuburan Palestina, sekitar 1,6 juta orang Israel kemungkinan akan kembali ke tanah leluhur mereka di Eropa.

 

Berlanjutnya penurunan migrasi Yahudi ke Palestina pendudukan dan meningkatnya arus eksodus ke negara asal mereka, menciptakan kekhawatiran di tengah para pejabat Israel dan AS sebagai pendukung utama rezim penjajah tersebut. (RM)

Tags