Tiga Poin Penting Pidato 8 Juni Sayid Hasan Nasrullah
Pidato Sekjen Gerakan Muqawama Islam Lebanon (Hizbullah) Sayid Hasan Nasrullah 8 Juni 2021 bertepatan dengan HUT ke-30 Televisi al-Manar memiliki sejumlah poin penting.
Di pidato Sayid Hasan Nasrullah selain dibahas isu dalam negeri Lebanon, yang sebelumnya juga berulang kali diungkapkan oleh sekjen Hizbullah ini, memiliki tiga poin penting.
Poin pertama pidato Sayid Hasan Nasrullah berkaitan dengan kesehatannya. Selama beberapa pekan terakhir santer beredar berita kesehatan sekjen Hizbullah. Berbagai media seraya merilis berita hoak, menebar keraguan akan kesehatan Sayid Hasan Nasrullah, keraguan yang lebih banyak serupa dengan keinginan mereka ketimbang fakta.
Sayid Hasan Nasrullah melalui pidatonya Selasa (8/6/2021) malam dan penampilannya di depan kamera, bukan saja mengakhiri desas desus terkait kesehatannya, tapi juga menunjukkan ungkapan "Saya berharap kita menunaikan shalat bersama di Masjid al-Aqsa".
Poin kedua pidato Sayid Hasan Nasrullah adalah peringatan terkait isu keamanan. Peringatan ini berkaitn dengan kondisi di bumi pendudukan dan potensi besar lengsernya Benjamin Nentayahu, perdana menteri Israel saat ini. Bahkan di dalam negeri bumi pendudukan, banyak kalangan yang memperingatkan karakter Netanyahu dan potensinya melakukan aksi-aksi keamanan seperti perang atau mengobarkan kerusuhan untuk tetap bekuasa di Israel.
Sekaitan dengan ini, Sayid Hasan Nasrullah mengatakan, "Netanyahu saat ini kalah dan mengalami krisis. Ada potensi ia akan memilih beragam opsi dan langkah bodoh untuk keluar dari krisis tersebut. Netanyahu mungkin memilih sejumlah opsi dan juga mungkin melakukan aksi bodoh di Quds."
Kondisi ini juga pernah dibicarakan ketika Donald Trump mengalami kekalahan di pemilu presiden AS tahun lalu, dan banyak desas desus terkait aksi bodoh yang mengkin akan dilakukan Trump. Hal ini mengindikasikan kedekatan tipe kepribadian Netanyahu dan Trump, sosok yang selama empat tahun lalu menimbulkan kerusakan berat dan memaksakan kawasan Asia Barat dan sejumlah negara di kawasan mengalami kerugian serta harus menanggung biayanya.
Peringatan Sayid Hasan Nasrullah sebuah bentuk langkah awal dan manajemen untuk persiapan menghadapi aksi-aksi tak masuk akal yang mungkin diambil musuh ketika akan jatuh. Poin penting pidato Sayid Hasan Nasrullah adalah peringatannya bukan sekedar kesiapan pasukannya saja, tapi juga peringatan tegas kepada Israel bahwa agresi ke Quds sama halnya dengan perang kawasan. Melalui peringatan ini, Sayid Hasan Nasrullah ingin mengingatkan biaya yang akan ditanggung atas sikap permusuhan Israel.
Poin ketiga dari pidato Sayid Hasan Nasrullah berkaitan dengan perang koalisi Saudi terhadap Yaman. Menurut perspektif sekjen Hizbullah, Arab Saudi di perang Yaman yang telah berlangsung selama 74 bulan adalah pihak yang kalah dan kini berusaha untuk mengakhiri perang, tapi berupaya mengakhirinya melalui Amerika Serikat.
Amerika Serikat tengah melaksanakan rencana Arab Saudi, untuk menyelamatkan Al Saud dari kubangan perang Yaman, dan juga menunjukkan citra baik pemerintah barunya. Isu lain adalah apa yang tersembunyi di rencana AS-Arab Saudi adalah mengakhiri perang, bukan mengakhiri blokade dan sanksi terhadap Yaman. Sepertinya yang mendorong berlarut-larunya dialog dan gerakan diplomasi selama beberapa bulan terakhir terkait Yaman, juga berkaitan dengan masalah ini.
Sayid Hasan Nasrullah terkait hal ini mengatakan, "AS menerima rencana Arab Saudi, dan mengenalkan dirinya sebagai pihak yang membantu mengakhiri perang terhadap Yaman. Padahal negara ini tengah melakukan permainan menipu dan menyesatkan, karena Washington ingin mengakhiri perang, tapi melanjutkan blokade." (MF)