Ketika Putin Tegaskan Perluas Hubungan Strategis dengan Cina
(last modified Fri, 02 Jul 2021 10:37:55 GMT )
Jul 02, 2021 17:37 Asia/Jakarta
  • Presiden Rusia Vladimir Putin dan Xi Jinping (dok)
    Presiden Rusia Vladimir Putin dan Xi Jinping (dok)

Presiden Rusia, Vladimir Putin Kamis (1/7/2021) di pesannya kepada Presiden Cina Xi Jinping, seraya mengucapkan selamat atas HUT ke-100 Partai Komunis di negara ini, menekankan perluasan hubungan strategis Moskow-Beijing.

Putin di pesannya seraya menekankan bahwa Beijing memainkan peran konstruktif melawan ancaman dan krisis global, mengaku optimis atas perluasan hubungan partai berkuasa Rusia Bersatu dan Partai Komunis Cina.

Pemimpin Rusia dan Cina Senin (28 Juni 2021) di pertemuan virtual juga membahas perluasan hubungan kedua negara dan kemitraan strategis di seluruh level. Kedua pihak juga memperpanjang perjanjian kemitraan strategis, persahabatan dan kerja sama bilateral.

Xi Jinping di pertemuan tersebut mengatakan, kemitraan strategis penuh Rusia dan Cina tahun ini memasuki babak baru dan telah melewati dengan sukses setiap ujian dan kendala.

Ilustrasi permusuhan AS terhadap Cina dan Rusia

Sementara Putin mengatakan, tahun ini adalah tahun istimewa bagi hubungan Rusia dan Cina. 20 tahun lalu ditandatangani perjanjian kemitraan strategis dan hubungan bertetangga yang baik antara Rusia dan Cina di Moskow. Perjanjian kemitraan strategis, persahabatan dan kerja sama antara Rusia dan Cina ditandatangani pada Juli 2001 oleh Vladimir Putin dan Jiang Zemin, pemimpin Cina saa itu di Moskow dan pada Maret 2021 kedua negara kembali sepakat untuk memperpanjang perjanjian ini untuk lima tahun kedepan.

Setelah perang dingin, hubungan ekonomi, politik, militer dan senjata antara Rusia dan Cina mengalami kenaikan. Sementara selama beberapa tahun terakhir, hubungan Rusia dan Cina menunjukkan pertumbuhan yang pesat dan kedua negara menindaklanjuti tujuan global dan regional dengan saling menjaga pertimbangan politik masing-masing.

Saat ini, kerja sama kedua negara khususnya di sektor ekonomi dan energi berada di titik tertinggi. Sementara pertemuan terbaru pemimpin Rusia dan Cina membahas beragam isu bilateral di bidang politik, ekonomi, investasi, energi dan teknologi maju serta isu penting internasional dan regional. Keduanya juga menandatangani sejumlah kontrak dan nota kesepahaman (MoU) penting.

Transformasi terbaru di bidang ini adalah perpanjangan perjanjian kemitraan strategis, persahabatan, dan kerja sama antara Rusia dan Cina yang dinilai sebagai simbol tekad Moskow dan Beijing untuk lebih memperluas hubungan bilateral mengingat permusuhan yang terus meningkat Amerika terhadap kedua kekuatan internasional ini.

Seiring dengan berkuasanya Joe Biden di Amerika, hubungan Washington dengan Moskow dan Beijing sejak Januari 2021 diwarnai banyak ketegangan di berbagai sektor, politik, ekonomi, perdagangan, militer, keamanan dan Hak Asasi Manusia (HAM).

Hubungan Amerika dan Rusia selama era Biden juga mengalami kemunduran, dan Washington meningkatkan sikap dan langkah permusuhannya terhadap Rusia.

Proses hubungan AS dan Cina di masa pemerintahan Biden juga semakin parah dan menunjukkan krisis mendasar di berbagai bidang.

Sementara itu, kritikan Washington terhadap langkah Cina fokus pada isu ekonomi, perdagangan, militer, keamanan dan HAM.

Faktanya, Amerika Serikat takut akan semakin dekatnya hubungan Rusia dan Cina.

Doug Bandow, pakar politik Amerika mengatakan, "Rusia dan Cina merupakan penyeimbang bagi haus kekuasaan Amerika Serikat. Sekarang bahkan pendukung setia supremasi Amerika yang tak tertandingi khawatir tentang kerja sama ekonomi terbesar kedua di dunia dan tentara terkuat kedua di dunia."

Rusia senantiasa bersama Cina mengejar tujuan bersama di tingkat internasional. Para pemimpin kedua negara menekankan kemitraan strategis antara Rusia dan Cina serta hubungan bertetangga yang baik dan memperkokoh sistem multipolar. Rusia dan Cina dalam koridor hubungan bilateral dan multilateral, termasuk di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), memiliki kerja sama yang luas. Keduanya juga anggota berbagai kelompok seperti BRICS, sebuah organisasi untuk perluasan kerja sama politik dan ekonomi.

Cina dan Rusia memiliki kesamaan sikap di banyak isu internasional seperti kesepakatan nuklir JCPOA dan pentingnya melawan langkah unilateralisme Amerika. Kedua negara sebagai rival utama Amerika dalam koridor kerja sama bilateral dan Organisasi Shanghai, berusaha mengambil sikap kolektif untuk melawan ancaman politik, ekonomi dan militer Amerika Serikat. (MF)

 

Tags