Tantangan Taliban untuk Menarik Investasi Asing
(last modified Sat, 16 Oct 2021 01:16:53 GMT )
Okt 16, 2021 08:16 Asia/Jakarta

Salah satu tantangan utama bagi Taliban di Afghanistan adalah menarik investasi asing untuk menyelesaikan masalah ekonomi negara itu. Hasil kunjungan delegasi Taliban ke berbagai negara menunjukkan bahwa kelompok tersebut belum terlalu berhasil menarik bantuan regional.

Salah satu tantangan utama Taliban dalam menarik investasi asing adalah kurangnya pengakuan masyarakat internasional.

Para pejabat pemerintah Taliban

Menurut hukum internasional, setiap entitas politik yang memiliki legitimasi pertama-tama harus diakui secara resmi dan legal oleh berbagai negara, yang terbentuk dari kerja sama bilateral dan multilateral.

Meskipun berbagai negara saat ini menerima delegasi dari Taliban dan berbicara dengan kelompok ini, tetapi dari sudut pandang mereka, pertemuan-pertemuan ini tidak berarti pengakuan resmi Taliban.

Karena berinteraksi dengan kelompok Taliban hanya untuk memberi mereka beberapa saran dan untuk menciptakan kondisi yang diperlukan guna mengakui pemerintahan sementara Taliban di Afghanistan.

Bahram Amir Ahmadian, pakar masalah regional dan dosen universitas di Tehran mengatakan:

"Untuk memiliki kekuasaan yang sah, Taliban harus meninggalkan situasi militan dan membentuk sebuah partai. Menyelenggarakan pemilu dan memastikan hak semua warga Afghanistan untuk hidup aman dan tenteram. Dengan demikian, pertama-tama harus keluar dari status kelompok militan dan tampil dalam dimensi pemerintahan yang inklusif."

Menurut PBB, Taliban menghasilkan antara $ 300 juta hingga $ 1 miliar per tahun, di mana sebagian besar melalui perdagangan narkoba dan kejahatan. Angka ini tentu saja bak setetes air dibandingkan lautan dari pendapatan pemerintah Afghanistan.

Oleh karena itu, kelompok Taliban terpaksa bekerja untuk menarik investasi.

Salah satu tantangan utama bagi Taliban di Afghanistan adalah menarik investasi asing untuk menyelesaikan masalah ekonomi negara itu. Hasil kunjungan delegasi Taliban ke berbagai negara menunjukkan bahwa kelompok tersebut belum terlalu berhasil menarik bantuan regional.

Sebagai sponsor Taliban, Pakistan tidak memiliki kondisi ekonomi yang baik untuk meminjamkan uang dan berinvestasi di Afghanistan, dan negara-negara Arab pro-Taliban enggan memenuhi kebutuhan keuangan Taliban karena mengkhawatirkan akan reaksi internasional.

Itulah sebabnya PBB telah berulang kali memperingatkan bencana kemanusiaan di Afghanistan pasca-Taliban.

Selain itu, tantangan lain yang dihadapi Taliban dalam menarik investasi asing adalah kurangnya infrastruktur, yang membutuhkan investasi besar, di mana stabilitas dan pemeliharaannya tidak jelas karena berlanjutnya krisis dan ketidakamanan di Afghanistan.

Menurut Mohammad Ghorban Haqjoo, pakar Afghanistan di Afghanistan, salah satu tantangan terpenting yang dihadapi investasi di Afghanistan adalah kurangnya infrastruktur untuk produksi, termasuk listrik, yang menunjukkan bahwa infrastruktur ini belum disediakan atau rusak oleh konflik dan perang.

Bagaimanapun juga, selain banyak tantangan yang dihadapi Taliban untuk memecahkan masalah ekonomi Afghanistan dengan menarik investasi asing, kelompok teroris Daesh (ISIS) telah aktif di Afghanistan, di mana baru-baru ini mengintensifkan serangan terorisnya.

Meskipun Taliban terus mengklaim bahwa Daesh bukan ancaman besar, tetapi menebar ketidakamanan dan kekerasan berdarah di Afghanistan oleh kelompok teroris ini dapat membuat investor enggan berinvestasi di Afghanistan.

Ledakan teroris di sebuah masjid di Kandahar, Afghanistan

Oleh karena itu, seiring dengan upaya Taliban agar masyarakat internasional mengakui kekuasaannya, kelompok ini bertanggung jawab untuk membangun keamanan di seluruh Afghanistan sebagai penguasa.

Serangan berdarah yang dilakukan Taliban terhadap pemerintahan Ashraf Ghani kini dilakukan serupa oleh kelompok teroris ISIS, yang menempatkan Taliban pada posisi sulit untuk mengendalikan situasi.