Taliban Disebut Berencana Membunuh Ashraf Ghani
(last modified Sat, 18 Dec 2021 08:27:54 GMT )
Des 18, 2021 15:27 Asia/Jakarta
  • Mantan Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani.
    Mantan Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani.

Mantan Penasihat Keamanan Nasional Afghanistan mengatakan bahwa menurut informasi "akurat" dari intelijen AS, Taliban akan mengeksekusi Presiden Ashraf Ghani setelah menguasai Kabul.

Hamdullah Mohib dalam wawancara dengan Voice of America (VOA), Jumat (17/12/2021) menuturkan jika Ashraf Ghani tidak melarikan diri dari Afghanistan setelah Taliban berkuasa, ia akan mati dibunuh.

Mohib menjelaskan bahwa sebelum pemerintah jatuh, Khalil Haqqani, salah satu anggota senior Taliban, meminta agar pemerintah mengeluarkan “deklarasi penyerahan."

"Tuntutan Taliban pada waktu itu adalah Anda membuat pernyataan dan mengatakan bahwa kami menyerah, setelah itu kami akan bernegosiasi," tambahnya.

Menurut Mohib, pada hari pengambilalihan Kabul oleh Taliban, ia berkonsultasi dengan Utusan Khusus AS saat ini, Tom West – yang waktu itu menjadi wakil Zalmay Khalilzad – tentang pertemuan dengan Haqqani, tetapi ia berkata, "Tidak, jangan pergi. Mungkin dia akan membawamu ke sebuah ruangan dan membunuh kalian."

Mohib dalam wawancara itu mengatakan bahwa salah satu kesalahan terbesar pemerintah Ghani adalah tidak percaya AS akan menarik diri.

"Kami seharusnya memahami dari pembicaraan panjang antara perwakilan AS dan Taliban di Qatar bahwa ada konspirasi untuk menggulingkan pemerintah," sambungnya.

Mohib mengklaim bahwa para pejabat pemerintah, terutama Presiden Ashraf Ghani, memutuskan pergi dari Kabul untuk mencegah perang saudara dan kehancuran ibu kota.

Mohib mengatakan ia menemani Ashraf Ghani selama tiga bulan setelah meninggalkan Afghanistan dan sekarang ia menetap di AS.

"Ashraf Ghani masih di Uni Emirat Arab dan akan menyampaikan pandangannya tentang situasi di Afghanistan pada waktu yang tepat," tuturnya. (RM)