Peringatan HUT Revolusi Islam Iran di Kawasan
Revolusi Islam rakyat Iran yang dipimpin Imam Khomeini ra, bapak pendiri Republik Islam Iran termasuk fenomena langka di kehidupan sosial-politik abad 20 dan 21.
Di bulan Februari 1979, munculnya fenomena langkah ini mendorong kebesaran Revolusi Islam disembunyikan dari mata pemerintah regional dan global yang dominan. Karena itu, Revolusi Islam Iran telah memunculkan ekspresi posisi kontradiktif atas terjadinya fenomena ini oleh para politisi pemerintah dan media dunia.
Tak diragukan lagi bahwa Revolusi Islam Iran sebagai sebuah revolusi memiliki nilai-nilai dan budaya yang bukan saja bersumber dari ideologi agama Islam, tapi juga penggera dan tujuannya dapat dicari di agama samawi ini. Faktanya, terjadinya Revolusi Islam Iran mengingat proses pemisahan agama dari komunitas manusia dalam bentuk rencana "Sekularisasi Barat", maka revolusi ini dapat dicermati sebagai gerakan yang membalikkan perealisasian tujuan sistem hegemoni di tingkat komunitas global.
Oleh karena itu, sejak awal kemenangan Revolusi Islam, kekuatan hegemoni dunia mulai menyuarakan penentangannya terhadpa gerakan agung rakyat Iran. Meski demikian, ideologi Revolusi Islam rakyat Iran dihadirkan sebagai contoh unik dari sistem pemerintahan baru di dunia internasional.
Mengingat karakteristik uniknya, Revolusi Islam Iran dalam tempo singkat melampaui batas geografi Iran dan mulai menyebar ke berbagai belahan dunia, dan pesan utamanya, yakni melawan kezaliman dan membentukan pemerintahan adil, dengan cepat sampai ke penjuru dunia.
Dalam literatur politik hubungan internasional, faktor pengaruh dianggap sebagai salah satu komponen pengaruh negara. Dalam koridor pengaruh ini, kekuatan regional berusaha memaksa pemerintah lain untuk mengejar kebijakan yang mereka inginkan.
Sekaitan dengan ini, Qyvind Qsterud, pakar politik terkait pembentukan kekuatan regional meyakini, "Memiliki pengaruh besar di kawasan termasuk syarat kekuatan regional. Mungkin dari sisi ini, kawasan Asia Barat saat ini menyaksikan persaingan serius untuk memperluas domain pengaruh antara kekuatan regional."
Wajar bahwa kekuatan regional Iran sejak kemenangan Revolusi Islam, setiap hari semakin luas dari berbagai dimensi di tingkat regional dan internasional. Oleh karena itu, di tahun-tahun pertama kemenangan Revolusi Islam, bangsa kawasan gembira dengan kegembiraan rakyat Iran dan merasa sedih atau khawatir dengan kekawatiran dan kesedihan bangsa Iran. Sekaitan dengan ini, harus dikatakan bahwa HUT ke-43 kemenangan Revolusi Islam Iran digelar dimayoritas negara-negara kawasan.
Meski keberadaan banyak kesamaan budaya, agama dan sejarah bangsa-bangsa kawasan tidak dapat diabaikan, tapi harus dikatakan bahwa setiap tahun di HUT kemenangan Revolusi Islam Iran, negara-negara kawasan untuk tujuan ini dimobilisiasi dan mengerahkan kemampuannya untuk menggelar peringatan kemenangan revolusi tersebut. Di antara negara tersebut adalah Afghanistan, Pakistan, Republik Azerbaijan, Armenistan, Goergia, Turki, India, pemerintahan Republik di Asia Tengah dan bahkan sebagian pemerintahan otonomi di Rusia.
Tak diragukan lagi, penyelenggarakan peringatan HUT kemenangan Revolusi Islam Iran juga sangat penting bagi bangsa-bangsa di kawasan ini. Khususnya seluruh bangsa kawasan menganggap keselamatan rakyat Iran sebagai keselamatannya.
Revolusi Islam Iran yang dipimpin Imam Khomeini ra, bapak pendiri Republik Islam Iran meraih kemenangan pada 11 Februari 1979. Tidak ada keraguan bahwa peran kepemimpinan Imam Khomeini ra di kemenangan Revolusi Islam dan pembentukan pemerintahan Islam sangat besar dan ideologi beliau juga memiliki dampak besar di luar Iran.
Sejatinya, independensi, kebangkitan dan tuntutan keadilan sebagai slogan utama Revolusi Islam menemukan pendukungnya di luar perbatasan Iran dan revolusi ini menjadi teladan bagi bangsa tertindas dan yang menuntut kebebasan.
Dalam hal ini, fakta ini tidak boleh diabaikan bahwa meski ada propaganda luas media yang berafiliasi dengan Zionisme internasional dan pemerintah Barat, ideologi konstruktif Republik Islam Iran selain memiliki pendukung dari bangsa kawasan, juga memiliki simpatisan di antara bangsa dunia, khususnya masyarakat Barat. (MF)