Pengungsi Ukraina Sebrangi Danube
Kelanjutan perang di Ukraina menyebabkan meningkatnya jumlah pengungsi dari negara ini ke negara-negara tetangga, terutama Rumania (Romania). Sebagian pengungsi Ukraina menyeberangi Sungai Danube untuk sampai ke Rumania.
Menurut UNHCR, sejak pasukan Rusia melancarkan serangan pada 24 Februari 2022, lebih dari satu juta orang telah meninggalkan Ukraina.
Perdana Menteri Rumania Nicolae Ciuca mengatakan pada Kamis (3/3/2022) pagi bahwa 118.461 pengungsi Ukraina telah memasuki Rumania. Menurutnya, sebagian pengungsi hanya melewati Rumania, tetapi setidaknya 46.435 tetap di negara ini.
Menurut Aljazeera, di penyeberangan perbatasan di Isaccea, para pengungsi tiba di Rumania dengan berjalan kaki. Beberapa dari mereka mendorong kereta bayi. Ada pula yang berhasil lewat dengan mobil mereka.
Salju tebal telah melanda wilayah itu dalam beberapa hari terakhir dan para pengungsi yang mengantri untuk naik feri merasakan hawa dingin yang menusuk tulang. Beberapa dari mereka tiba larut malam, dan basah kuyup.
Bus dan mobil pribadi relawan menunggu untuk membawa mereka lebih jauh ke tujuan yang diinginkan. Sebagian besar warga Ukraina berencana untuk melakukan perjalanan lebih jauh, karena mereka memiliki teman atau keluarga di negara-negara Eropa lainnya.
Sementara itu, militer Rusia mengumumkan bahwa gencatan senjata sementara akan diberlakukan di empat kota Ukraina mulai pukul 10 pagi (waktu Moskow) hari ini, Senin (7/3/2022) untuk memungkinkan evakuasi warga sipil.
Menurut laporan Sputnik, militer Rusia mengumumkan gencatan senjata sementara, dan Kementerian Pertahanan Rusia menggunakan drone untuk mengontrol proses tersebut di tengah kekhawatiran aksi sabotase dilakukan pihak Kiev.
"Karena situasi bencana kemanusiaan dan memburuknya situasi di kota-kota Kiev, Kharkiv, Sumy dan Mariupol, dan atas instruksi Presiden Rusia Vladimir Putin, angkatan bersenjata akan memberlakukan gencatan senjata mulai pukul 10 pagi (waktu Moskow) untuk evakuasi warga sipil," kata militer Rusia dalam sebuah pernyataan hari Senin (7/3/2022).
Langkah itu dilakukan saat proses evakuasi warga Mariupol terhenti untuk kedua kalinya kemarin, meski telah dibuat koridor yang aman untuk mengevakuasi warga sipil.
Sementara itu, Eduard Basurin, Wakil Komandan Tentara Republik Donetsk, mengatakan bahwa pasukan Batalion Nasionalis Ukraina mencegah evakuasi warga sipil dari kota Mariupol dan Volnovkha.
Pejabat Ukraina mengatakan 200.000 penduduk Mariupol dan 15.000 penduduk kota Volnovkha ingin meninggalkan daerah itu. Mariupol dan Volnovkha adalah dua kota di Republik Donetsk.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan hancurnya 2.396 fasilitas militer Ukraina, di sisi lain resimen pasukan ultranasionalis Ukraina, Azov menggunakan warga sipil sebagai perisai hidup.
Kemenhan Rusia, Senin (7/3/2022) menegaskan, enam koridor kemanusiaan dari kota Kiev, Mariupol, Kharkiv dan Sumy ke arah kota lain untuk mengevakuasi warga sipil dari lokasi konflik, terbuka.
Menurut Kemenhan Rusia, pasukan negara ini telah menembak jatuh 14 unit jet tempur, helikopter, dan sebuah drone milik pasukan Ukraina.
"Kemarin kami menembak jatuh empat jet tempur Ukraina, dan sejak dimulainya operasi militer, 2.396 fasilitas militer Ukraina berhasil kami hancurkan," imbuhnya.
Di antara target-target militer Ukraina yang hancur itu, 82 di antaranya adalah markas komando, dan jalur komunikasi, dan 119 sistem pertahanan udara rudal.
Kemenhan Rusia juga mengabarkan bahwa resimen pasukan ultranasionalis Ukraina, Azov pada hari Minggu di kota Mariupol menggunakan sekitar 150 warga sipil sebagai tameng hidup, dan menyerang pasukan Republik Rakyat Donetsk.
Langkah resimen Azov itu dilakukan di tengah upaya evakuasi warga sipil melalui koridor-koridor kemanusiaan yang dibuka oleh pasukan Rusia. (RA)