Moskow Peringatkan NATO Dampak Pengabaian Garis Merah Rusia
Deputi menlu Rusia seraya memperingatkan NATO terkait dampak pengabaian garis merah Moskow mengatakan, kebijakan aliansi ini sangat berbahaya, dan dapat berujung pada konflik kekuatan nuklir.
Kemajuan proses keanggotaan Finlandia dan Swedia dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan kelanjutan pendekatan perluasan aliansi ini menuju perbatasan Rusia menuai respon dari Moskow.
Seperti dilaporkan FNA, Sergei Ryabkov Senin (22/8/2022) memperingatkan, proses destruktif negara-negara anggota NATO dalam mengabaikan garis merah kami, terlibat dalam konflik Rusia di Ukraina dan pergerakan ke arah konfrontasi bersenjata langsung, sangat berbahaya.
"Wajar jika hal ini akan memicu tensi lebih besar yang dapat berujung pada konfrontasi militer kekuatan nuklir," papar Ryabkov.
Deputi menlu Rusia menegaskan bahwa skenario seperti ini harus dicegah, dan negara-negara yang memiliki senjata atom harus komitmen terhadap prinsip menolak saling berperang.
Ia juga mengingatkan bahwa doktrin Rusia secara hipotetis memungkinkan penggunaan senjata nuklir, tetapi itu hanya akan digunakan dalam menanggapi agresi yang menggunakan senjata pemusnah massal terhadap dirinya sendiri dan sekutunya, atau jika terjadi ancaman terhadap eksistensi negara.
"Dengan kata lain, penggunaan senjata nuklir oleh Rusia hanya mungkin untuk membalas serangan, untuk membela diri di kondisi darurat. Tidak ada ruang untuk spekulasi di sini," tegas Ryabkov.
Di akhir tahun 2021, Rusia merilis draf kesepakatan dengan Amerika dan NATO terkait jaminan keamanan. Moskow khususnya meminta jaminan legal untuk menolak perluasan lebih besar NATO ke arah timur, bergabungnya Ukraina dengan organisasi ini dan pembangunan pangkalan militer di negara-negara bekas Uni Soviet. (MF)