Rusia Peringatkan Bahaya Kerja Sama Militer Anggota SCO dengan AS
(last modified Sun, 28 Aug 2022 12:38:59 GMT )
Aug 28, 2022 19:38 Asia/Jakarta
  • Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev.
    Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev.

Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev memperingatkan mitra-mitranya di negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) tentang bahaya pengadaan latihan militer bersama dengan Amerika Serikat.

Hal itu disampaikan Patrushev dalam pertemuan terbaru Sekretaris-sekretaris Dewan Keamanan negara-negara anggota SCO di Tashkent, ibu kota Uzbekistan.

Dia mengatakan, AS tidak menghentikan upayanya untuk mencapai kesepakatan dengan negara-negara tetangga Afghanistan guna membangun infrastruktur sementara di negara-negara ini.

"Rusia sedang meninjau dan mengevaluasi latihan militer 'Kerjasama Regional-2022' yang diadakan pada 10 Agustus di bawah komando AS di wilayah Tajikistan dengan partisipasi militer negara-negara anggota SCO, termasuk Kazakhstan, Kyrgystan , Uzbekistan, Pakistan, dan Mongolia," kata Nikolai Patrushev.

Tindakan beberapa anggota SCO, khususnya Tajikistan belakangan ini, menunjukkan bahwa negara-negara di kawasan ini, selain menjalin kerja sama dengan Rusia, Iran dan Cina, juga memiliki kerja sama militer dengan Barat yang dipimpin oleh AS.

Sementara itu, tidak ada keraguan bahwa kerja sama militer pemerintah-pemerintah ini dengan AS dapat membawa negara-negara ini ke jurang kehancuran. Hal ini karena adanya potensi terjadinya ketidakamanan di beberapa bagian perbatasan bersama negara seperti Tajikistan dengan Afghanistan, dan ketidakamanan di Afghanistan utara juga bisa meluas ke republik-republik Asia Tengah.

Presiden Tajikistan Imamali Rahmon

Baru-baru ini pemerintahan Presiden Tajikistan Imamali Rahmon menerapkan kebijakan "pintu terbuka" di negeri ini. Untuk itu, pemerintah Dushanbe berupaya menjalin kerja sama dengan banyak negara di dunia, termasuk di dalamnya AS dan Uni Eropa di bidang militer.

Jelas bahwa implementasi kebijakan ini, yang tidak memiliki tujuan selain lebih dekat dengan pemerintah Barat yang dipimpin oleh AS, dapat menimbulkan masalah bagi pemerintah Dushanbe.

Andrey Kortunov, seorang pakar Rusia memberikan tanggapan terhadap latihan militer AS di Tajikistan. Dia mengatakan, tidak diragukan lagi, masing-masing negara yang berpartisipasi dalam latihan militer "Kerjasama Regional-22" mengejar kepentingan mereka sendiri, dan keuntungan AS dalam mengadakan manuver militer di Asia Tengah ini juga jelas.

Setahun yang lalu, AS menarik pasukannya dari Afghanistan dan masalah ini berdampak serius pada posisi mereka di kawasan. Sekarang, Pentagon perlu memulihkan posisinya di kawasan.

AS telah melakukan upaya maksimal untuk menempatkan militernya di Asia Tengah. Sebab, setelah keluar dari Afghanistan, AS dipermalukan oleh pemerintah dan bangsa-bangsa di kawasan. Banyak pemerintah dunia juga mengecam keras tindakan AS.

Yang pasti, ini bukan pertama kalinya pejabat pemerintah Rusia memperingatkan tentang bahaya kerja sama negara-negara Asia Tengah dengan AS, terutama di sektor militer. Republik-republik Asia Tengah, termasuk Tajikistan, adalah anggota Organisasi Kerja Sama Shanghai.

Untuk itu, latihan militer dengan AS tidak diperlukan untuk negara-negara ini. Meskipun demikian, tampaknya para pemimpin negara di Asia Tengah, termasuk Tajikistan, berpikir bahwa kerja sama militer dengan AS, akan dapat menyebarkan kebijakan independen dari AS dan Rusia di opini publik, dan mereka mencoba untuk mengambil langkah-langkah di arena ini.

Tampaknya pihak berwenang AS, dengan menawarkan sejumlah kecil dana kepada para pemimpin Tajikistan, bisa mengeksploitasi negara-negara ini untuk kepentingan mereka sendiri kapan pun mereka mau.

Untuk itu, para pemimpin negara-negara seperti Tajikistan harus mempertimbangkan kembali kebijakan regional dan global mereka dan memilih sekutu nyata. Terutama Imamali Rahmon yang berusaha menjaga namanya tetap hidup dalam sejarah kontemporer Tajikistan dengan mewarisi pemerintahan di negara ini.

Kelanjutan kerja sama militer bersama dengan AS akan mendorong negara-negara itu pada kerugian besar. Sebab, terlepas dari janji-janji yang dibuat oleh para diplomat AS kepada para pemimpin Asia Tengah, para pejabat Washington, kapan pun kepentingan negaranya harus dipenuhi, maka mereka akan mengabaikan komitmen terhadap negara-negara tersebut. (RA)

Tags