Nov 15, 2022 11:29 Asia/Jakarta

Ketika Perang Ukraina semakin berkepanjangan, sementara krisis politik dan ekonomi yang diakibatkannya semakin meningkat, Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional Presiden AS Joe Biden menyarankan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mengambil posisi realistis mengenai kemungkinan negosiasi dengan Rusia.

Sullivan mendesak Zelensky dan para pejabat Ukraina untuk merumuskan prioritas yang realistis untuk pembicaraan dan untuk mempertimbangkan kembali bagi mendapatkan lagi kendali atas Krimea.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky

Amerika Serikat telah memimpin kampanye habis-habisan Barat melawan Rusia setelah dimulainya perang Ukraina pada Februari 2022, dan dalam hal ini, sementara mengadopsi posisi yang sangat keras dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Moskow, AS telah membentuk koalisi luas negara-negara Barat untuk menjatuhkan sanksi paling berat terhadap Rusia.

Sanksi tersebut meliputi sanksi politik, diplomatik, dan ekonomi terhadap Rusia. Namun penerapan sanksi tersebut sebagai kebijakan hukuman oleh negara-negara Barat telah menyebabkan kenaikan harga BBM dan inflasi di Eropa dan Amerika.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga menganggap kebijakan mengendalikan dan melemahkan Moskow sebagai strategi jangka panjang Barat dan mengumumkan bahwa sanksi Barat terhadap Moskow akan memberikan pukulan fatal bagi seluruh perekonomian dunia.

Kini, sekitar 9 bulan setelah perang Rusia-Ukraina, Rusia berhasil menguasai wilayah provinsi Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhia dan menggabungkannya ke negara ini.

Pada saat yang sama, harapan Amerika dan NATO adalah bahwa Ukraina akan dapat mengubah arah perang dengan bantuan senjata Barat dan memaksa Moskow untuk mundur dari semua wilayah di timur dan selatan Ukraina.

Namun dalam praktiknya ini tidak terjadi, kecuali beberapa kemajuan tentara Ukraina di depan Kharkiv di timur dan Kherson di selatan.

Amerika Serikat yang sejak awal mendukung dan mendorong Ukraina berperang dengan Rusia, kini menghadapi banyak masalah.

Ketika Perang Ukraina semakin berkepanjangan, sementara krisis politik dan ekonomi yang diakibatkannya semakin meningkat, Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional Presiden AS Joe Biden menyarankan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mengambil posisi realistis mengenai kemungkinan negosiasi dengan Rusia.

Dengan Partai Republik memperoleh kekuasaan di AS, mereka telah mengumumkan tidak akan membayar biaya perang di Ukraina.

Marjorie Taylor Greene, anggota DPR dari Partai Republik dalam hal ini mengatakan, "Selama periode kekuasaan Partai Republik, tidak satu sen pun akan diberikan ke Ukraina."

Di sisi lain, kondisi ekonomi di Amerika Serikat tidak baik-baik saja dan tanda-tanda resesi juga muncul di Amerika Serikat.

Krisis ekonomi di negara-negara Eropa juga menjadi masalah serius. Harga bahan bakar yang tinggi dan kenaikan inflasi telah mengganggu perkiraan ekonomi negara-negara ini, dan protes sosial terhadap kebijakan pemerintah, termasuk bantuan keuangan dan senjata ke Ukraina, telah meningkat.

Jerman, ekonomi terbesar UE, terpaksa mengalokasikan 200 miliar euro untuk membantu konsumen dan perusahaan yang terkena dampak harga bahan bakar yang lebih tinggi, dan produk domestik bruto di Prancis dan Spanyol turun pada kuartal terakhir.

Inflasi rata-rata di zona euro mencapai 10,7% pada bulan Oktober, yang merupakan rekor tersendiri bagi mereka.

Resesi ekonomi AS

Bagaimanapun, terlepas dari slogan Biden dan Eropa tentang kelanjutan dukungan untuk Ukraina, tampaknya dengan terungkapnya efek negatif perang Ukraina terhadap ekonomi negara-negara Barat dan pengeluaran miliaran dolar untuk perang yang tidak punya prospek yang jelas, sekarang Washington mencoba melempar bola ke lapangan Ukraina dan dalam bentuk rekomendasi, mendorong negara ini untuk bernegosiasi bagi perdamaian dan mengakhiri perang.

Penekanan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pada negosiasi dengan mitranya dari Rusia Nikolai Patrushev untuk membatasi risiko perang Ukraina harus dievaluasi dalam hal ini.(sl)

Tags